5. Tentang Anin

31 7 12
                                    

"Rasa suka itu bisa datang kapan aja, kita gak bisa milih dan nentuin rasa itu ke siapa, rasa itu datang karena anugerah."

******

Hallo i'm back
Kali ini spesial part Anin
Jangan sedih mulu yeee kan...

Oh iya..
Jangn lupa vote dan komen yaa
Terimakasih sudah mau baca cerita aku..

Dan,
Aku mau minta tolong share ketemen - temen kalian yaa..
Aku ngucapin terimakasih banyak...

Happy Reading Dear,

Hope you enjoy guys

******



"SELAMAT PAGI EMAAAAKKKKK." Suara gadis yang sedang bernyanyi dengan nyaring cukup memekakan telinga itu terdengar.

"SELAMAT PAGI ABAAAAAHHHHHH." Sambung gadis itu sambil berjalan menuruni tangga menuju kelantai satu.

"Awww, aduh! Sakit Mama." Pekiknya

"Anin, Kamu ya pagi - pagi teriak gak jelas bikin malu tau gak." Omel sang mama sambil menjewer telinga Anin.

Gadis yang membuat kegaduhan pagi ini adalah Anin si ceriwis.

"Ampun Ma, lepasin dong Ma nanti telinga aku panjang sebelah jadinya, kan repot Ma." Protesnya.

"Terus Ma, jangan kasih kendor." Terdengar sebuah Provokator dari seseorang.

"Lagian pagi - pagi berisik banget jadi orang." Lanjutnya.

"Eh, ada bang Toyib." Sahut Anin saat melihat orang tersebut.

"Bang Toyib, Bang Toyib, pala lo." Sahutnya sewot.

"Ya ampun Bang, sewot bener perasaan." Ujarnya.

"Lagian lo kan jarang pulang sok gayaan padahal, Jakarta - Bandung kan deket sok sibuk lo." Lanjutnya.

Dia Rivaldi kakak dari Anin memang dia saat ini sedang menempuh bangku kuliah disalah satu universitas di Bandung dan tinggal bersama sang Oma disana.

"Emang gue sibuk, gak kaya lo mageran." Balasnya.

"Udah Ma, lepasin anaknya kasian nanti telat." Sang Papa akhirnya angkat bicara.

"Nah! Bener tu Ma, emang ya papa tu paling segalanya i lope yau sekebon pa." Cengirnya.

"Lo pikir Papa Omivora sok - sok'an segalanya." Sahut Rivaldi.

"Lah, Papakan emang pemakan segalanya Mama aja dimakan." Sahutnya enteng.

Sedangkan sang Mama melotot tajam mendengar jawaban Anin.

"Kalem Ma! Damai ya ma kita." Ujarnya kepada sang Mama.

"Anin duduk, segera sarapan nanti kami terlambat." Potong sang Papa.

Setelahnya mereka berempat kembali berkutat dengan piring masing - masing.


******

Saat ini Anin sudah sampai disekolah diantar oleh Abang tercinta.

"Makasih abangku sayang, atas tumpangannya semoga harimu menyenangka." Ucapnya sambil berpamitan kepada sang Abang.

ARIADELLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang