"Kadang separuh sikap mu seolah memintahku untuk bertahan, dan separuhnya lagi seolah mengingkan aku pergi."
Hai,
Happy Reading
Selamat menikmati..******
"Akhh." Ringisan terdengar dari mulut Dirga.
"Maaf." Suara itu terdengar bersalah.
Saat ini Dirga sedang bersama Aria, lebih tepatnya Aria sedang mengobati luka di wajah Dirga akibat perkelahian di arena balap tadi.
Flashback on
Setelah seharian bekerja waktunya Aria pulang, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki saja untuk pulang kerumah selain agar menghemat uang yang ia punya, jalanan yang dilalui malam ini cukup ramai walau sudah tengah malam.
Sambil bersenandung dengan riang ia menggosokan sesekali tangannya menikmati semilar angin malam yang begitu menusuk kulitnya.
Aria memutuskan untuk menyembrang jalan sambil terus bersenandung tanpa melihat kanan dan kiri, bahkan ia tak sadar bahwa ada sebuah motor yang melaju kencang dari arah sebelah kiri dirinya.
Cittt
Suara gesekan antara ban motor dengan aspal terdengar nyaring ditelinganya, spontan Aria menutup wajahnya dengan tangan sedikit bergetar.
Seseoramg laki - laki bergegas turun dari motornya menghapiri Aria.
"Darimana?" Tanyanya.
Suara itu begitu familiar ditelinga Aria, ia menurunkan perlahan tangannya yang menutupi wajahnya, dia cukup terkejut melihat cowok yang berada dihadannya saat ini.
"Ikut gue!" Titahnya.
"Tapi ak----" Ucapannya terpotong karena laki - laki itu terus menarik tangannya mendekati motor cowok itu.
"Pakek!" Perintahnya sambil menyodorkan jaketnya kearah Aria.
"Ga, aku---"
Tanpa menunggu lanjutan dari kalimat yang ingin Aria katakan cowok itu langsung memakaikan jaket ke tubuh Aria, dan juga memasangkan helm dikepala Aria.
Ga. Dirga, saat ini memang yang berhadapan dengan Aria adalah Dirga.
"Naik!" Perintahnya tak terbantahkan.
Menghelakan nafas dengan gusar mau tak mau Aria harus mengikuti titah laki - laki itu.
Kuda besi milik Dirga melaju membelah jalanan menuju ke apartemen miliknya.
Flashback off
Setelah selesai mengobati luka diwajah Dirga, ia merapikan kembali kotak P3K dan mengembalikan ketempat semula pergerakan Aria tak pernah luput dari pandangan mata Dirga.
"Aku mau pulang." Saat ini Aria sudah berada dihadapan Dirga.
"Gue laper." Jawaban itu keluar dari mulut Dirga.
Aria menaikan sebelah alisnya pertanda bingung pulang sama laper letak hubungannya dimana.
"Masakin gue." Lanjutnya saat melihat wajah kebingungan dari gadis yang berada di hadapannya saat ini.
"Tapi ga---"
"Nasi goreng." Finalnya tanpa terbantahkan.
Akhirnya Aria mengalah saja, ia mulai melangkahkan kakinya menujuh ke arah dapur, ia segera menyelesaikan tugasnya agar ia dapat pulang setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIADELLA [On Going]
Novela JuvenilAda tapi tak terlihat Nyata tapi sekedar bayangan. Hidup dalam kata pura-pura. Pura - pura terlihat baik - baik saja. Pura - pura bahagia. Dikelilingi akan kalimat pura - pura. Dikelilingi oleh orang - orang yang pura - pura. Dan berteman baik denga...