2. Murahan

56 14 12
                                    

Diruangan yang penuh dengan tumpukan buku ditemani oleh keheningan dan denting jarum jam yang terus berputar Seorang gadis sedang duduk dimeja yang berada di pojok ruangan perpustakaan.

Ditangannya terdapat sebuah buku untuk menemani kesunyiannya dijam istirahat ini disaat semua orang memilih mengisi perutnya termasuk kedua temannya ia lebih memilih duduk tenang dan nyaman disini.

Aria terlihat fokus membaca buku yang berada ditangannya sampai tak menyadari seseorang datang sedang duduk dihadapannya.

Aria baru mengangkat pandangannya dari buku tersebut setelah melihat sebungkus roti dan sebotol air minum.

"Hobi banget si lo baca buku sampai lupa waktu"sunggutnya.

"Ni makan entar gue yang repot kalau lo sakit"sewotnya

"Makasih ya ka"sahut Aria.

"Tapi aku emang gak laper"lanjutnya.

Rafka mendelik "Laper gak laper lo harus tetep makan".

Aria mengalah akhirnya ia mengambil sebungkus roti dan sebotol air itu lalu membawanya keluar dari perpustakaan ia memilih duduk dibangku yang berada diluar perpustakaan dan diikuti oleh Rafka.

"Lo hari ini kerja"tanya Rafka.

Aria mengangguk "Iya hari ini jam 3 pulang sekolah pulangnya cepet jam 8".

Rafka terus memandang Aria yang sedang menguyah makanannya tangannya bergerak membersihkan sisa makanan dipipi Aria.

Aria tersentak dengan apa yang dilakukan oleh Rafka.

"Sorry. Ada bekas roti dipipi lo"sahut Rafka.
Aria hanya mengangguk kaku dia cukup terkejut.

Diseberang sana dilapangan basket seseorang sedang merasa emosinya sudah diubun - ubun melihat adegan barusan yang terjadi diseberang sana.

Bughh!!

"Shitt!"umpatnya.

"You touch her. I kill you " geramnya dengan suara tertahan.

"Lo ngerasa panas banget gak si ngab"ujar ciko.

"Ada lagunya ni kalau panas gini" sahut bagas.

"Apa tu"sahut ciko.

"Lo hitung satu sampe tiga kasih gue aba- aba"sahut bagas.

"Satu dua tiga tarikkk siss" ujar ciko.

"Hareudang, hareudang, hareudang" bagas mulai menyanyi.

"Fanas, fanas, fanas" dengan semangat ciko menyahuti nyanyian bagas.

" Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang" lanjut bagas.

"Hareudang, hareudang, hareudang"

"Fanas, fanas, fanas" ciko dengan semangat memperagakan gerakan mengipas badan layaknya kegerahan.

"Syelalu, syelalu, syelalu fanas dan hareudang"

Mereka menjadi pusat perhatian karena tingkah konyol mereka. Sedangkan Zio hanya memandang datar tingkah konyol kedua teman.

Sedangkan Dirga sudah memandang tajam keduanya seakan - akan keduanya adalah mangsa yang harus ia makan.

"Eh ngab gue kok haus yaa"sahut Bagas.

"Kanti kuyyy"sahut ciko seakan mengerti bahwa mereka dalam keadaan bahaya.

Mereka berdua langsung lari menuju kantin meninggalkan kedua temannya. Zio menepuk pundak Dirga dan berlalu meninggalkan Dirga sendirian disana.

ARIADELLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang