busur berwarna 6

7 5 0
                                    

Hitam dan Aning sampai pada suatu tempat, dekat dengan tempat ketika Aning meninggalkan Redo dan Liru berdua. Aning turun dari gendongan Hitam dan berdiri lalu melihat-lihat sekitar.

"Untuk apa kamu membawaku kesini?" tanya Aning masih belum paham dengan perlakuan Hitam.

Tiba-tiba muncullah wanita pasangan Hitam di kerajaan tadi, namanya Putih. Putih tidak sendiri, dia berdiri bersama Liru disebelahnya. Dan dilihatnya Redo, sudah pingsan tak berdaya di dekat pohon. Aning berlari hendak menghampiri Redo.

"Redooo...." Untung saja Hitam dengan sigap menghentikan aksi Aning.

"Hahaha, kau pikir aku bodoh? Aku sudah tau sejak lama jika sihir lupa ingatanmu sudah selesai. Namun aku hanya diam, diam dan diam hingga gadis ini datang dan rencanaku semakin mudah terselesaikan." Ancam Putih dengan tawa yang menggelegar, cahaya matahari menghilang seketika.

'Sihir? Sihir apa?' Aning bergumam dalam hatinya penuh kebingungan.

"Berikan aku tahtamu sekarang juga, jika tidak nyawa pemuda malang ini tebusannya!" Putih kembali mengancam Hitam. Hitam sangat bingung, perlukah dia menukar tahta yang selama ini dia jaga dengan nyawa pemuda yang tidak ia kenali.

"Tidak akan semudah itu untuk merebut tahtaku, wahai Putih!" Hitam tak mau kalah.

"HITAM! Apa yang kau lakukan? Temanku terancam disana!" Aning tak diam melihat temannya, Redo hampir terbunuh. Dia menangis histeris. Isakan tangisnya membuat Hitam tak rela, namun bagaimanapun tahtanya juga harus diperjuangkan.

"Hitam, pilihlah sekarang juga, tahtamu atau Redo?" Putih berputar mengelilingi Hitam dengan senyum licik yang terlukis diwajahnya.

"TIDAK! Aku tidak bisa!" Hitam menolak. Aning yang melihat itu kembali menangis. Dengan cepat, Liru menembakkan sebuah peluru kepada Redo.

"REDOOOOO" 

Busur Berwarna (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang