"Ambil tahtaku" jawab Hitam final. Wajahnya tegas, seakan yakin bahwa pilihannya adalah pilihan terbaik. Putih tertawa keras, dia bahagia sangat amat bahagia. Akhirnya, tahta yang sudah dia kejar selama berpuluh-puluh tahun dia dapatkan.
Tetapi ternyata Hitam tidak sebodoh itu, selama memimpin kerajaan bersama Putih setelah bertahun-tahun, dia tau kelemahan Putih bahwa dia dikutuk oleh dewa. Dahulu Putih pernah dikutuk jika terlalu bahagia, Putih akan segera meninggal. Dewa beranggapan tidak ada yang boleh lebih bahagia daripada dia.
Putih yang sebelumnya hanya tertawa bahagia kini hilang perlahan-lahan sambil mengeluarkan teriakan kesakitan, seakan tubuhnya terbakar. Liru juga hilang secara tiba-tiba seperti Putih dan mereka berdua hilang tanpa jejak apapun.
Aning secara cepat langsung menatap Redo. Redo yang tadinya berdarah, kini kembali sehat bugar. Semua lukanya hilang tergantikan oleh senyum lebar di bibirnya. Aning langsung memeluknya keras seakan tak mau melepaskan, Redo membalas pelukan itu dengan sangat hangat. Hitam yang menyaksikan pemandangan itu menghampiri mereka dan ikut berpelukan bersama.
Aning melepas pelukan itu dan mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan dari semua ini. "Hitam, jadi siapakah Putih?"
"Putih adalah musuhku yang menyamar menjadi pelayan istana, dia memberiku racun yang membuatku hilang ingatan dan dia mengambil ahli tahtaku selama 1 tahun ketika aku hanya bisa berdiam diri di ranjang. Dia mengutuk dunia ini sehingga hanya ada 2 warna di dunia yang akan ditakdirkan bersama yaitu, kalian." jelas Hitam.
"Dan Liru, dia adalah anak buah Putih yang menyamar menjadi manusia biasa. Itu sebabnya dia berperilaku aneh pada saat kalian bertemu Aning Palsu. Lagipula kalian menemukan Liru atas perintah dewa matahari dan laut, itu saja sudah tidak masuk akal. Bagaimana caranya dewa matahari tau akan keberadaan jimat tersebut jika belum ada kegelapan yang melanda bumi." lanjut Hitam.
"Apa maksudnya?" tanya Redo masih belum paham.
"Jika dewa matahari memberi tau tentang keberadaan Liru, maka seharusnya dia pernah kesana dan melihatnya sendiri. Dan jika dewa matahari pergi ke laut tentu saja bumi akan gelap dalam waktu yang cukup lama. Dan itu belum pernah terjadi." jelas Hitam menjawab pertanyaan dari Redo. Redo hanya menganggukkan kepala.
"Putih pernah dikutuk, jika dia terlalu bahagia, maka dia akan musnah karena hanya dewa lah satu-satunya yang boleh bahagia." Aning dan Redo mengangguk, mereka paham semuanya.
"Tapi lucunya adalah Liru malah jatuh cinta dengan Redo, dan sok romantis kepada Redo." ungkap Aning sambil berkacak pinggang.
"Oh jadi kamu cemburu." goda Redo. Aning memukuli dada Redo halus, dan Redo hanya tertawa pelan.
"Jatuh cinta memang tidak bisa dikontrol, seperti saya jatuh cinta kepadamu Aning. Namun, apa boleh buat pasanganmu sudah ada didepan mata." Kemudian mereka semua kembali tertawa.
Kini dunia sudah kembali seperti awal, pengetahuan tentang warna mulai muncul kembali, para manusia normal juga. Mereka melakukan aktivitas selayaknya manusia biasa. Aning, Redo, dan Hitam tinggal di istana. Hitam kembali memimpin sebagai raja, sedangkan 2 pasangan itu menjadi penasihat Hitam.
Mereka memimpin istana dengan sangat baik, kelaparan tidak terjadi lagi, semua anak di daerah itu bisa bersekolah, dan tidak ada pengangguran disana. Jika kau tanya bagaimana keadaan Putih dan Liru? mereka sudah musnah dan lenyap dari bumi.
Hitam, Redo, Aning sedang berada di balkon istana. Mereka sedang berbincang-bincang sambil minum secangkir kopi. Mereka melihat akhir kisah yang indah ditambahkan munculnya pelangi di langit biru sore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Busur Berwarna (SELESAI)
Короткий рассказDunia ini bukan seperti dunia sekarang, yang dengan mudah kita bisa membuat warna dan memilih warna apa yang ingin kita gunakan. Tidak! Tidak seperti itu. Tetapi dunia ini juga bukan dunia hitam putih seperti tampilan televisi jadul. Bukan seperti w...