Everest

931 90 13
                                    

Mount Everest ain't got shit on me

"Mark adalah pribadi yang sangat ambisius. Dia..."

Chenle dan Jisung meletakkan bunga, kemudian berdiri menatap foto Mark Lee selama beberapa saat baru mereka menyingkir agar yang lain mendapatkan giliran mereka. Beberapa pasang mata memandang ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Chenle. Bukan tanpa alasan tentu saja dan Jisung tahu dengan jelas bahwa itu karena mereka mungkin ingin tahu mengapa Zhong Chenle berada di rumah duka ini.

Mark Lee sudah diurus dengan baik. Kambing hitam yang menggantikan posisi Chenle mendekam di penjara dengan bayaran yang setimpal tentu saja. "Motifnya" adalah balas dendam akibat penindasan berat yang dilakukan Mark kepadanya di bangku menengah atas. Hanya perlu mengeluarkan beberapa lembar yang tidak begitu banyak untuk keluarganya selama dia berada di balik jeruji, tidak perlu dipikirkan.

"Buhoejangnim, Anda datang..."

Nyonya Noh yang baru saja datang menyentuh bahu lelaki tersebut. Chenle pun berbalik dan tersenyum kecil kepada Nyonya Noh. "Aku dengar kabarnya, sangat mengejutkan."

Nyonya Noh mengangguk kecil. "Buhoejangnim, kupikir hubunganmu tidak baik dengan Mark..."

Chenle mengulas senyum kecil, memberikan kesan bahwa dia mengerti alasan Nyonya Noh berkata seperti itu. "Memang tidak, tapi ayahku memiliki hubungan yang bagus dengannya, sayangnya beliau berhalangan hadir."

"Ah, begitu." Tangan Nyonya Noh menjauhi bahu Chenle dan menyeka matanya yang merah dan basah. "Maaf."

Chenle melepaskan genggamannya pada Jisung dan bangun untuk menghampiri Nyonya Noh. "Tidak perlu dan terkait permintaanku untuk bersikap biasa saja, aku masih menunggu Ahjumma untuk berhenti memanggilku dengan formal. Anggap saja aku pengganti Mark Sunbae."

Jisung hanya melirik suaminya dan Nyonya Noh yang berjalan keluar dari gereja. Dia mengerti apa yang sedang Chenle lalukan.

Hati-hati dengan duka, dia bisa membuatmu memercayai orang yang salah. Hanya butuh empati dan simpati dan kau bisa mengambil langkah ke dunia yang tidak memiliki pintu keluar.

Mata Jisung memandang ke sekitarnya. Selain untuk berkabung, ada hal lain yang membuat dia dan Chenle repot-repot datang kemari. Jauh di depannya, seorang pria bertubuh tegap sedang menyeka air mata menggunakan sapu tangannya. Jung Jaehyun, gubernur Gyeonggi, kesayangan para warga karena dedikasinya yang begitu luar biasa. Pria luar biasa itu akan Chenle jadikan batu loncatan terbesar yang pernah ada. Jisung dan Chenle sangat positif pria itu bisa memberikan kekuatan yang mungkin bagi sebagian besar orang tidak pernah terpikirkan.

Itu adalah batu loncatan mereka selanjutnya. Jalan di depan tentu tidak akan mulus, tetapi jika kau ingin, Chenle dan Jisung bisa membawamu bersama mereka, menunjukkan kepadamu makna kekuatan yang sebenarnya. Bukan harta, bukan wanita, tapi benar-benar kekuatan yang sesungguhnya: kau menatap orang-orang di bawah mu yang melemparkan tatapan kagum juga tatapan dengki, benci, dan cemburu, mengetahui persis bahwa kau berada di atas mereka, memamerkan semua kerja keras yang telah kau lakukan, dan menggenggam nasib mereka di tanganmu.

Are you in?






The end?







--
Makasih untuk semuanya yang udah meluangkan waktu untuk baca 💚

Z tadinya ragu buat publish ini, tapi Z suka sama ceritanya, jadi Z beraniin diri buat publish. Kalo kata kalian sendiri cerita ini gimana? Semoga kalian suka ya ^^

Makasih semuanya ^^💚

Flame [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang