Fall

809 139 6
                                    

There's no ground when you fall for me

You'll be fallin' for miles

"Butuh seharian untuk membuat setoples kue kering itu karena banyak percobaan yang gagal. Kuharap kau akan memakannya."

Jisung memandang toples yang diserahkan kepadanya. Dia memandang perempuan di depannya dengan perasaan bersalah. "Um, terima kasih, tapi aku--"

"Oh, kau di sini."

Tubuh Jisung meremang mendengar suara Chenle di belakangnya. Jisung segera berbalik, kebingungan tercetak jelas di wajahnya.

"Kau membuat ini, Hannah?" Chenle bertanya kepada si perempuan.

"Ya," perempuan itu tampak bangga. "Aku membuat ini seharian penuh."

"Kupikir kau sakit."

"Apa?" Mata perempuan itu terbelalak menatap Chenle.

"Aku bertemu Anne kemarin, mengerjakan proyek kalian sendiri." Chenle menjawab dengan datar.

Wajah perempuan itu menjadi semerah tomat. Dengan perasaan malu dia pergi dari hadapan Chenle dan Jisung.

"C-Chenle..." Jisung memanggil dengan cemas.

"Aku harus segera pergi."

Jisung menunjukkan toples di tangannya. "Dia hanya memberikanku kue kering."

Chenle yang hendak berbalik mengurungkan niatnya dan memberikan tatapan tajam kepada Jisung. "Oh? Kupikir kau tidak menyukai kue kering melihat bagaimana kau selalu menolak kue kering buatan Ahjumma."

"Aku--"

"Tapi tentu saja kau lebih tahu seleramu sendiri." Chenle berbalik, "Sampai ju--"

"Aku bermaksud menolaknya tadi, tapi kau memotong ucapanku." Jisung menyela seraya menarik tangan Chenle, menahan lelaki itu dari melangkah lebih jauh darinya.

Chenle mendengus. "Begitukah?"

"Itu yang sejujurnya." Jisung menjawab. Matanya menatap mata Chenle dengan lekat.

Dalam bungkamnya Chenle membalas tatapan temannya, kemudian dia menghela nafasnya pendek. "Jisung, kita ini apa?"

Ingatan Jisung berbalik ke momen ketika mereka akan kembali ke Korea setelah menyelesaikan lulus bangku menengah atas. Chenle berkata bahwa mereka terikat dan tidak akan terlepas, kecuali jika Jisung lebih memilih untuk tidak bersama Chenle. Jisung tidak begitu mengerti apa yang Chenle maksud, tapi Jisung mengartikannya sebagai dia dan Chenle tidak akan berpisah.

"Terikat." Jisung menjawab.

"Apa kau mau memutuskan ikatannya?" Chenle kembali bertanya.

Memutuskan ikatan? Apa itu berarti dia tidak bisa lagi bersama dengan Chenle? Jisung menggeleng dengan cepat. "Tidak, tidak."

Chenle meraih tangan tangan Jisung yang tidak memegang toples dan menggenggamnya. "Aku memang jahat, tapi aku tidak akan menjahatimu. Jika kau menyukai orang lain dan ingin--"

"Tidak! Yang kusuka adalah kau!"

Jisung tampak terkesiap atas pernyataannya sendiri tiga detik setelahnya, tidak percaya dia bisa menyuarakan perasaannya kepada Chenle dengan begitu lantang. Sementara Chenle tampak tidak terganggu atas pernyataan Jisung, ekspresinya tampak jelas senang dan puas.

"C-Chenle..."

Chenle menggeleng. "Tidak apa. Itu bagus."

Jisung menunduk. "B-bagaimana denganmu?"

Flame [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang