Chapter 42

31K 5.4K 928
                                    

Part ini akan membuat kapal kalian oleng sana-sini, wkwk😂.

____

Tandai kalo ada typo ya.

___

Happy Reading 💕

***

"Ini beneran buat gue?!"

Rayna menatap terperangah sebuah sepeda motor besar di depannya. Warna hitam mengkilat dengan perubahan warna silver pada beberapa bagian. Motor itu terlihat lebih mewah dan mahal dari pada motor yang ia punya sebelumnya.

Tidak mendapat jawaban mereka, Rayna berbalik dan menatap Arsa di dekatnya dengan senyum semringah. "Sa? Ini beneran?"

Arsa hanya tersenyum kecil. "Iya."

Rayna langsung melompat ke pelukan Arsa dengan gembira. "Huaaaa makasiihhhh!!"

Ke lima cowok itu terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba. Namun setelahnya, Arsa dengan senang hati membalas pelukannya. Namun, keempat cowok lainnya berwajah suram.

"Motor ini kita semua yang beli, bukan dia aja." Suara Danies yang muram membuat Rayna langsung menatapnya bingung.

Sebenarnya di antara mereka mampu membelinya walaupun uangnya di tanggung sendiri, namun masalahnya saat ini, motor itu untuk Rayna. Jadi, jika hanya salah seorang yang membelikannya, Rayna pasti akan memiliki kesan yang dalam untuk seorang itu. Agar lebih adil, mereka patungan dan membuat motor yang di berikan kepada Rayna terdapat bagian diri mereka juga.

Hanya Arsa yang di peluk, tentu saja mereka tidak terima.

Rayna mencoba melepaskan pelukannya, namun dengan enggan Arsa mengendurkan tangannya.

Rayna yang tidak mengerti, hanya menatap mereka satu persatu dengan senyuman cerah. "Makasih semuanya."

Rayna semakin bingung dengan ekspresi mereka yang semakin suram. Bukankah ia sudah berkata terima kasih?

"Jadi, cuma dia aja yang lo peluk?" Danies menunjuk Arsa dengan dagunya. Suaranya semakin dingin dan masam.

Rayna mengerjap-ngerjap. Ia menggaruk pipinya. "Terus gue harus peluk satu-persatu kalian gitu?"

Mereka mengangguk bersamaan. Rayna melongo.

Danies sudah merentangkan tangannya. "Sini."

"Gu-e.." Rayna tidak tahu harus berkata apa.

Beberapa hari ini, Rayna merasa bersyukur karena ke lima cowok ini banyak membantunya. Mereka menyewakannya apartemen di sebelah Ezra, mereka juga membelikannya barang-barang penting untuk keperluannya sehari-hari di apartemen.

Lalu saat ini, ketika Rayna keluar, Arsa menyuruhnya turun. Betapa terkejutnya saat ia melihat sebuah motor baru. Rayna tidak tahu harus membalas mereka dengan apa karena rasa terima kasihnya. Sekarang, mereka ingin ia peluk satu-persatu, Rayna tidak bisa menolaknya. Hanya peluk kan? Walaupun tidak aman untuk kesehatan jantungnya, tapi Rayna tidak keberatan.

"Lo gak mau? Ya udah, motornya kita amb--"

"Gue mau!" Rayna langsung bergegas dan melilit pinggang Danies.

Wajah dingin Danies langsung mencair.

"Tukang ngancem lo." Arsa menatapnya kesal.

Danies tersenyum miring. Ia dengan sengaja mendekap Rayna lama dan mencium kepalanya beberapa kali.

"Danies! Jangan serakah lo!" sergah Saga.

Rayna ingin melepaskannya juga, wajahnya memerah karena malu. Ia bisa merasakan perutnya yang keras karena mungkin ada roti sobek. Pikirannya langsung tertuju pada malam di mana Danies terluka dan membuka bajunya untuk di obati. Wajahnya semakin memerah.

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang