Chapter 41

31K 5.6K 294
                                    

Kalo kalian lupa flashback nya dari mana, baca ulang aja yang bagian Felisya ngebully Rayna dan seterusnya.

____

Happy Reading❤️

***

Flashback On.

Danies merasa geram dan marah pada dirinya sendiri saat ia melihat Rayna yang di rundung sepupunya, karena ia tidak bisa berbuat apapun untuk gadis itu.

Ketahuilah, walaupun di permukaan Danies terlihat tenang tanpa ekspresi, namun di pikirannya yaitu ingin mencabik-cabik Felisya detik itu juga. Namun, Danies tidak bisa. Ia harus menunggu waktu yang tepat.

Danies menunggu Feliya dan kedua temannya keluar ruang kosong itu, setelah beberapa waktu, akhirnya mereka keluar. Setelah mereka menjauh, tanpa basa-basi Danies langsung bergegas masuk.

Langkahnya berhenti di pintu saat melihat gadis itu tergeletak tak sadarkan diri. Rahangnya mengeras dengan jantung menegang, matanya memerah penuh niat membunuh. Danies berlari masuk dan memeriksa keadaan Rayna yang pucat.

Dengan ekspresi suram, Danies menggendong Rayna ke pelukannya.

"Jangan harap lo bisa lolos dari gue, Felisya!"

***

Danies membawa Rayna ke apartemen Ezra, kebetulan keempat cowok lainnya tengah berkumpul di sana.

Betapa terkejutnya saat mereka melihat Rayna yang tak sadarkan diri di gendongan Danies. Mereka berdiri dan mendekat.

"Rayna kenapa?!" Arsa tidak bisa menahan kecemasannya.

Tanpa menghentikan langkahnya, Danies melewati mereka dan berkata dingin. "Nanti gue jelasin."

Danies berjalan menuju kamar Ezra dan menidurkan Rayna di sana. Ke empat cowok itu hanya mengikuti di belakang punggungnya.

"Dia kenapa, Nies?" desak Saga panik dan khawatir.

"Dia di bully sepupu gue, dan setelahnya dia pingsan," jawab Danies tanpa mengalihkan pandangan dari Rayna.

"Dari mana lo tahu Rayna di bully?" Arsa mengerutkan kening.

Danies melirik mereka. "Gue liat sendiri."

Bugh!

Gerakan Arsa terlalu cepat, sehingga mereka sadar saat Danies sudah mundur ke belakang karena pukulannya.

"Lo liat dia di bully? TAPI KENAPA LO CUMA DIEM AJA, ANJ*NG?!" teriak Arsa dengan emosi.

Ezra mencoba menahan Arsa yang akan menyerang lagi.

Danies hanya mengusap santai sudut bibirnya yang berdarah. Tidak ada perlawanan darinya, karena ia menyadari kesalahan dirinya sendiri.

Amzar dan Saga yang mengerti Danies hanya diam, namun emosi sama-sama bergejolak di mata mereka.

"Lo masih takut sama dia, Nies?" tanya Amzar dengan suara rendah.

Arsa dan Ezra langsung menatap Amzar setelah mendengar pertanyaannya

"Dia siapa?" Ezra bertanya penasaran.

Saga hanya tersenyum miring. "Ayahnya."

"Apa hubungannya?" Arsa mengernyit.

Saga mengangkat bahu asal.

Danies yang bergeming, akhirnya membuka suara. "Gue gak bisa ngendaliin ketakutan gue sama dia. Jadi, sorry, gue gak bisa nyegah sepupu gue bully Rayna, karena Felisya di bawah lindungan dia."

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang