Typo tandai aja ya.
___
Happy Reading ❤️
***
Rayna sangat terkejut dengan persyaratan Danies yang tiba-tiba. Melihat amarah di mata keempat cowok di depannya, ia semakin terkejut dan bingung. Wajahnya memerah karena malu.
Tanpa memperdulikan tatapan tajam dan dingin di sekitarnya, Danies tetap terfokus pada Rayna dengan senyuman miringnya. "Gimana? Lo mau?"
Mata Rayna membulat dan tanpa sadar menggeleng beberapa kali. Ekspresi Danies berubah drastis, tetapi berbeda dengan berbagai ekspresi lega di sekitarnya.
"Ya udah, kalo gitu. Tapi sorry, persyaratannya gak terpenuhi, jadi, gue gak bener-bener gak janji bakal berhenti," ujar Danies dengan dingin.
Rayna menggigit bibir dengan cemas. Selama ia mengenal mereka, Rayna tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya. Yang pasti, kenyamanan lah yang membuatnya tetap bersama mereka.
Saat ini, tiba-tiba Danies akan berhenti membunuh siapapun dengan persyaratan menjadi pacaranya, Rayna sangat terkejut dan bingung. "Danies ... gue ...."
"Lo mau?" Ada harapan di mata Danies.
"Gu-gue gak tau ...," cicit Rayna.
"Kalo lo gak tau, berarti sekarang gue kasih tau kalo lo harus mau. Jadi mulai detik ini, lo milik gue!" katanya agresif.
Rayna melotot.
"DANIES!" bentak keempat pemuda itu tidak terima. Semua ekspresinya sama-sama gelap.
Danies mengangkat alis dan menatap mereka sembrono. Tidak terganggu dengan kemarahan yang menyala di mata para saingannya.
"Gue orang pertama yang ngungkapin perasaan sama Rayna. Lo jangan seenaknya, seharusnya dia milik gue!" Arsa menatap Danies tajam.
Danies menyeringai dan menatap Amzar dan Saga. "Kalian ingat? Dia cuma ngungkapin, tapi gak nembak Rayna. Gue yakin, dia bakal nangis kalo ngungkapin perasaannya tapi Rayna tolak."
"Lo---!!" Wajah Arsa berubah merah antara malu dan marah. Ia bangkit dengan Tinju terkepal dan bersiap mendarat di wajah tampan Danies, tapi Rayna yang berada di tengah langsung menahannya. "Eh, eh! Malah pada debat!"
"Dia yang seenaknya!" adunya marah dengan telunjuk mengarah pada wajah Danies.
"Lo aja yang cengeng," ejek Danies.
"Sialan!" umpat Arsa. "Dari pada lo seenaknya dan bakal buat Rayna gak nyaman! Egois tau gak?!"
Ekspresi Danies berubah, ia akan bangkit dan menyerang Arsa, tetapi tangan Rayna yang satunya lagi menahan dada cowok itu. "Woy! Jangan berantem napa?!"
Rayna menatap ketiga cowok di depan yang duduk santai seolah menonton pertunjukan. Ia memelototi mereka. "Malah pada diem! Tahan mereka!"
Mereka bertiga langsung bergerak patuh dengan Ezra yang menahan Arsa, dan Saga Amzar yang menahan Danies.
Rayna memijit pelipisnya. "Kalian berdua pada kenapa, sih?!"
"Gue suka sama lo, Rayn!" aku Arsa dengan cepat.
Rayna mengerjap dengan tatapan malu. "Gue tahu. Lo pernah ngomong, kan?"
"Gue gak cuma suka, tapi cinta sama lo ...," ungkapnya dengan tatapan lembut.
Rayna tersipu.
"Gak! Dia bohong! Cuma gue aja yang cinta sama lo!" sanggah Danies dengan agresif.
Ezra menyingkirkan Arsa dan menghadap Rayna. "Jangan percaya sama dua buaya ini, Rayn. Cuma gue yang paling tulus cinta sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Sebagian Part dihapus untuk kepentingan penerbitan] *** Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri...