Chapter 43

28.5K 5.1K 354
                                    

Happy Reading ❤️

***

"Gue nitip Rayna dulu."

Rayna menatap Arsa tak percaya. "Heh! Emang gue barang?!"

Saga langsung menarik Rayna ke sampingnya. Ia merangkulnya santai seraya menatap Arsa. "Yoi, emang udah seharusnya dia sama gue."

Arsa mendengus ke arah Saga. Lalu Ia mengalihkan pandangan menatap Rayna. Tangannya terulur untuk menepuk puncak kepalanya dua kali. "Gue ada urusan sama temen-temen gue, jadi lo ke kantinnya sama Saga aja."

Arsa bisa saja membawa Rayna ke sana, karena tentu saja Rayna sudah akrab dengan ke empat temannya. Namun, saat ini ada sesuatu penting yang harus di bahas, dan Arsa merasa Rayna tidak cocok untuk mendengarnya.

Saat melihat Saga lewat, tanpa ragu ia menitipkan Rayna kepadanya. Ia harus sangat hati-hati, apalagi setelah semua orang tahu kedekatan mereka dengan Rayna. Arsa takut Rayna akan di gertak.

Rayna yang tengah menatap Saga cemberut, semakin cemberut setelah mendengar ucapan Arsa. Ia menatap Arsa dengan pipi mengembung dan berkata enggan. "Ya udah. Sana, sana."

Arsa tersenyum tipis. "Cuma bentar kok. Lo bisa telepon gue kalo kangen."

Mereka sudah bertukar nomor ponsel sejak lama, hanya saja tidak pernah saling menelepon. Selalu lewat pesan WhatsApp jika ada kepentingan pun.

Ekspresi Rayna agak malu. Bergumam pelan. "Idih, siapa juga yang bakal kangen lo."

Arsa terkekeh.

Saga yang di abaikan sedari tadi, langsung menghalangi pandangan Arsa. Ia menutup Rayna dengan badan tingginya dan menatap Arsa kesal. "Udah, kan? Pergi sono. Gak bakal beres-beres kalo ngobrol terus."

Senyum Arsa lenyap. Ia menatap Saga tanpa eskpresi.

"Ih! Awas!" Rayna sedikit mendorong Saga ke samping. Karena tubuhnya yang keras, Rayna berjinjit dengan kepala terjulur melalu bahu Saga. Ia menatap Arsa dengan tangan melambai. "Ya udah kalo lo mau pergi. Dadah."

Hanya bagian atas rambut dan matanya yang terlihat, Arsa merasa lucu. Bibirnya melengkung kembali. "Oke. Gue pergi dulu."

Setelah itu, ia melenggang pergi ke arah berlawanan.

Saga langsung berbalik dan merangkul Rayna Kembali.

"Awasin tangan Lo! Main rangkul-rangkul aja!" Rayna berusaha menyingkirkan tangan Saga yang melilit bahunya.

Saga dengan patuh melepasnya. Namun, tangannya beralih menggenggam tangan Rayna. "Ayo pergi. Lo pasti udah laper."

Saat Saga menariknya, Rayna dengan pasrah mengikuti. Ia tak lagi memperdulikan pandangan orang-orang di sekitarnya.

Akhir-akhir ini, semua orang tahu tentang Rayna yang dekat dengan ke lima cowok yang lumayan di kenal dan mencolok di sekolah Aquilastar. Hampir menjadi gosip terpanas di bawah kecemburuan SMA keirian semua gadis

Bagaimana tidak? Kemana pun Rayna berjalan, pasti ada seorang atau dua orang di antara ke lima cowok itu. Apalagi, perlakuan mereka kepada Rayna sangat berbeda dengan sikap biasanya yang di tunjukan kepada siapapun.

Rayna yang awalnya risih, menjadi terbiasa. Untungnya tidak ada yang membullynya karena masalah itu. Hanya saja, setiap ia lewat pasti ada yang bergosip.

Tentu saja tidak akan ada yang berani membully Rayna, di belakang gadis itu, Danies pernah mengancam hampir semua siswi SMA Aquilastar untuk tidak menyakiti Rayna sedikit pun, atau hidup mereka tidak aman. Entah bagaimana Danies menyampaikan ancaman itu, yang pasti, semua orang langsung tunduk karena tidak ada yang berani dengannya.

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang