Jaemin sejak tadi melihat wajah Winter yang tersenyum kearah ponsel.
"Winter, ambilin gue minum."
Jaemin merasa di acuhkan.
Gadis itu tak langsung bergerak seperti biasanya.
"Winte-"
"Ambil sendiri bisa kan?"
"Gak. Gue gak bisa. Makanya gue suruh lo. Ambil cepetan. Gue haus."
"Hmm.."
Winter menaruh ponselnya di atas meja dan berjalan mengambil air.
Jaemin langsung mengambil ponsel Winter dan ingin membukanya.
Dia ganti pin nya? Brengsek!
Pikir Jaemin kesal.
"Winter, pin hp lo berapa?!"
"Winter!"
"Jaem-"
"Jaemin! Hp aku. Sini, balikin."
Winter menaruh gelas diatas meja dan berusaha mendapatkan kembali ponselnya.
"Lo ganti pin? Kenapa? Ada yang lo sembuyiin?"
"Gak ada. Aku gak ada sembunyiin apapun."
Bantah Winter dengan wajah datar.
"Terus? Kenapa tadi lo senyum sendiri waktu liat hp?"
Jaemin memicingkan matanya.
"Karena memang ada yang lucu. Lagian, kenapa kamu jadi ngatur begitu sih? Memangnya salah kalau aku ganti pin atau ganti semua password?"
"Salah! Aku harus tau semuanya. Semuanya! Tanpa yang terlewat."
Winter mendengus pelan.
"Jaem, kamu beneran udah keterlaluan tau! Kalau kamu mau tau tentang aku, aku juga harus tau tentang kamu!"
Jaemin tersenyum miring.
Ia menaruh ponsel Winter ke atas meja dengan kasar.
"Lo gak perlu tau tentang gue. Cukup gue yang tau tentang lo. Susah banget ya bilang pin nya? Takut ketauan?"
Winter mengerutkan dahi.
"Ketauan apasih, Jaem? Kamu jangan suka curigaan."
Winter mencoba tetap bersabar.
"Buka hp nya. Sekarang!"
"Gak! Aku gak mau!"
"Buka Winter!"
"Aku gak mau mau. Kamu udah keterlaluan tau!"
"Gue gak peduli!"
Brak!
Jaemin menghempaskan tubuh Winter sampai ke dinding.
"Ukhh, Jaem. Kamu udah gila!"
"Memang! Lo susah dikasih tau! Mau gue kirim ke orangtua lo?!"
"Jaem, kamu kenapa sih? Jangan main ngancem bisa gak sih?"
"Gue gak bisa, murahan!"
Plak!
Jaemin tak kuasa menahan emosi nya.
Ia menampar keras wajah Winter sampai sudut bibir itu berdarah.
"Gak ada gunanya ternyata ngomong baik baik sama lo. Kayak ngomong sama sampah!"
Jaemin pergi begitu saja.
Winter menghela nafas, membiarkan air matanya kembali mengalir.
Lukanya tak begitu sakit dibandingkan ucapan tajam Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [ÆSPA X NCTDREAM]
Teen Fiction"Ayo kita putus." "Sekali gue bilang enggak, ya enggak! Lo paham gak sih?!" *** "Kenapa lo gak mati aja sih?! Lo bisa apa!" "Aku minta maaf." *** Berawal dari rasa cinta yang lama lama membusuk dan berubah menjadi kebencian. Bisakah hubungan itu kem...