Chapter One : Desperation

1.8K 38 9
                                    

Aku melihat ke sekitarku, teman-temanku tergeletak tidak berdaya dan terluka parah terkena serangan yang mereka lancarkan.

"Berhenti Gerrard, Lari!" teriak Fiona yang berusaha menghentikan serangan yang aku arahkan kepada monster didepanku. 

"Terimalah kenyataan ini, Gerrard!" dan dia mengayunkan pedangnya mengarah tepat ke kepalaku. Tatapan mata itu, wajah itu... tidak, ini tidak mungkin terjadi

Kejadian ini berawal ketika permainan bernama Zenovia meledak di Jepang kala itu.

"Tuan mobil yang akan mengantar anda sudah siap" kata Genji memasuki kamar tidurku. 

Namaku Ichijou kaito. 

"Aku mengerti" jawabku sembari menutup kembali tirai yang telah terbuka. 

Putra sulung keluarga Ichijou, salah satu dari 10 Clan besar yang menguasai hampir seluruh Jepan pada saat ini. 

"Apakah anda ingin turun ditempat biasa" tanya Genji yang sedang mengendarai mobil yang biasa mengantarku menuju ke sekolah tempatku belajar, EienRyuu Gakuen. Aku mengambil tasku yang biasa aku letakkan di samping tempat duduk supir. Seketika udara segar menghampiriku setelah aku menuruni mobil yang aku tumpangi 

"Genji jangan katakan pada Ibu tentang hal ini" Genji hanya mengangguk ketika aku memintanya merahasiakan bahwa aku turun dan jalan kaki dari tempat ini ke sekolahan.

Di jepang terdapat 10 Clan besar para Penguasa. Juumonji, Kyubei, Hachimon, Nanashi, Rokujima, Gotoh, Kirishima, Sansei, Nimbu, dan terakhir adalah Ichijou. Masing-masing memiliki urutan tersendiri yang diambil dari angka mulai dari 10 sampai 1. Dan Ichijou adalah nama belakangku dan juga adalah nama dari salah satu 10 Clan besar tersebut.

"Yo Kiito, bagaimana kabarmu!"

Sebuah tepukan keras menghantam punggungku dan aku berusaha menahan agar tidak jatuh tersungkur. "Aww... seperti biasa salammu keras sekali" orang yang menepuk punggungku ini bernama Tetsuya Juumonji, ya Juumonji. Dia adalah salah satu keturunan dari sebuah Clan besar yang menguasai jepan saat ini, sama sepertiku.

"Hei hei... dengar ya. Jangan terkejut.." dia merangkul bahuku dan mendekatkan mulutnya ke telingaku. "Aku dengar ada murid pindahan hari ini dan dia ada di kelas kita" murid pindahan? Di waktu-waktu seperti ini? "hei Tetsu bukankah hal ini aneh? Mana ada murid yang pindah ketika Ujian tengah semester akan dimulai satu minggu lagi?" ujarku tapi Tetsu hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

Lonceng sekolahan berbunyi pertanda homeroom akan dimulai. Seluruh murid yang masih berada di lorong segera memasuki ruang kelas mereka masing-masing dan duduk di kursi sesuai dengan urutan nama mereka. pintu ruang kelas pun terbuka seorang guru dengan pakaian seragamnya memasuki kelas dan meletakkan buku absensi yang biasa dia bawa keatas meja guru. "tenang-tenang... aku tahu kalian tidak sabar, tapi tenang!" dia berusaha menenangkan murid yang gelisah menunggu kedatangan murid baru yang akan menjadi teman satu kelas mereka nanti. "ehem... kamu. Masuklah dan perkenalkan dirimu"

Seorang gadis cantik berambut panjang memasuki ruang kelas kami dan serentak mulut para laki-laki ternganga melihat kecantikannya. "Perkenalkan, na..namaku Kirishima Rinko. Sa..salam kenal" sontak para murid laki-laki berteriak kegirangan diikuti dengan tatapan jijik dari murid perempuan. "oy kalian ini!" teriak guru kelas yang capek akan tingkah laku muridnya. "wow satu lagi dari clan penguasa" bisik salah seorang murid yang tertutupi oleh teriakan murid yang lain "lama-lama kelas kita bisa menjadi tempat para mafia" aku langsung mencari sumber suara itu tapi agaknya mustahil dengan kekacauan yang terjadi di tempat ini. 

"kamu duduklah dibelakang Ichijou-kun" kata pak guru mengarahkan dia ke belakang tempatku duduk.

Langkah demi langkah dia mendekati mejaku dan hanya berjarak beberapa centimeter dia berhenti dan menatapku dengan mata birunya yang indah. "aitakata... joker" katanya sembari melewati mejaku dengan santainya. Jo....ker? tapi... darimana dia tahu nama itu?

Zenovia : Fantasy Beyond the Horizon (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang