Chapter Three : An Arrow, A Sword, and A Stick

372 17 0
                                    

Sebuah tembok tinggi dan gerbang yang amat besar menyapa rombongan kami setibanya di Triestan

"Uwaaahhh ini lebih tinggi dari tembok Erebus" Ucapku kagum ketika mengamati tembok raksasa didepanku

"ada apa anak petani? Belum pernah melihat sebuah kota" Miya yang berjalan dibelakangku mengejek reaksi yang aku keluarkan

"Cerewet kau" balasku.

Tapi benar baru pertama kali ini aku mengunjungi sebuah kota yang bernama Triestan ini. Aku juga tidak ingat bahwa ada sebuah kota bernama Triestan di dalam Zenovia

"apa yang terjadi ditempat ini"

City Information

Name               : Triestan

Type                : Metropolis

Population       : Kurang lebih satu milyar orang

Special             : Citadel (Peningkatan pertahanan dan regenerasi darah)

"Selanjutnya!" teriak seorang prajurit didepan pintu gerbang. Sepertinya ada pemeriksaan identitas ditempat ini "baiklah sepertinya kita harus berpisah ditempat ini" Ucap Veronica, komandan dari pasukan yang beberapa hari lalu diserang oleh sekawanan bandit gunung "kalau kalian berkenan silahkan kunjungi tempat kami, letaknya tepat disamping kastil yang ada dipuncak bukit" Veronica menunjuk kearah sebuah kastil yang megah diatas bukit tinggi "kalian juga bisa bergabung dengan kami tanpa melalui tes apapun" dan dia juga tidak lupa mengiklankan City Guard.

Faction Information:

Name               : City Guard

Restriction       : Rogue, Mage, Berserker

Requirement    : Level 50, Bukan pemain merah

Special             : Pendapatan tiap hari tergantung dari level, permintaan kerja, dan hadiah titel

"ahahaha... aku akan mempertimbangkannya" Jawabku. Veronica bersama pasukannya kemudian memasuki pintu gerbang dan menghilang dikejauhan "ehh.. kita harus mengantri?" ucapku malas "kalau kau ingin masuk cepat, gabung saja dengan City Guard" Jawab Miya kesal "mungkin lain kali" "selanjutnya..." setelah mengantri beberapa saat akhirnya giliran kami dipanggil "Nama dan pekerjaan?" seorang prajurit yang duduk dengan sebuah buku terbuka diatas mejanya bertanya kepada kami "Miya, tabib dari Helmshire" dan seorang prajurit yang lain menggeledah barang bawaan kami "dan kau?" aku memandang kearah prajurit tersebut dan berkata "Gerrard Wolfstein, seorang petualang" "ohh. Pedang yang bagus" seorang prajurit yang menggeledah barang kami memuji pedang yang aku bawa "terima kasih"

Akhirnya kami berhasil memasuki kota tanpa menimbulkan banyak masalah "jadi apa yang akan kau lakukan?" tanya Miya kepadaku "hmm mungkin mengunjungi bar terdekat" "masih siang ingin mabuk-mabukan dasar anak petani" Ejeknya yang kemudian berjalan meninggalkanku "Enak saja dasar nenek tua!" "siapa yang kau panggil nenek tua!!" sebuah ember melayang dan menghantam tepat kewajahku "jika kau butuh apa-apa aku ada di Healer Shrine, aku ada disana. Dah anak petani, jangan sampai dirampok ya"

"sialan perempuan itu, aww" aku memegangi dahi ku yang terkena lemparan ember dari Miya. Aku mencoba mencari sedikit informasi tentang kota ini dan tujuan pertamaku sudah jelas, Tavern atau biasa disebut bar "apa maumu, Ngajak berantem!!" terdengar suara gaduh ketika aku memasuki bar pertamaku di kota ini "ayo! Siapa yang takut padamu" laki-laki bertubuh gemuk itu melemparkan orang yang lebih pendek darinya keluar dari bar. Adu jotos mulai mereka lakukan ketika keduanya telah berada di luar bar tersebut "apa kau baru pertama kali ini datang ke Triestan?" bartender berkepala gundul mendekatiku. Otot kekarnya mencuat dan hampir merobek baju yang dikenakannya "ah...ya.. ini pertama kalinya" jawabku agak gugup "maaf kau harus melihatnya, kau tahu pemandangan seperti tadi itu hal yang biasa ditempat ini" ucap bartender tersebut. Aku kemudian memesan seporsi makanan dan minuman ke bartender tersebut.

Zenovia : Fantasy Beyond the Horizon (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang