Chapter Nine : False Freedom (Alpha)

227 10 5
                                    

Malam itu sungguh gelap, bahkan sang bulan dan bintang pun enggan menampakkan sosok mereka sedikit pun. Aku dan Nyxa, salah satu dari pemanah terbaik KLA mendapatkan tugas mengamati sekeliling area dari atas sebuah menara guna mengamankan area pertemuan petinggi KLA.

"Bukankah lebih baik kalau kau ikut dalam pertemuan tersebut, Fiona?" ucap Nyxa dengan tangan masih menggenggam erat busur panah miliknya.

Aku menggeleng pelan, aku letakkan busur panah milikku pada tembok menara lalu duduk bersandar "tidak, tempatku bukan di sana" mataku perlahan terpejam. Terbayang sosok kedua sahabatku yang entah di mana posisi mereka sekarang.

Aku menyempatkan diri menengok ke bawah, tempat ini sangatlah kumuh tak hayal daerah ini dijuluki dengan nama dump, yang berarti sampah atau pembuangan. Pelacuran, gelandangan, dan juga perampok dan bandit sering kali ditemukan di sekitar tempat ini.

"Nyxa, apa kau pernah ke tempat ini sebelumnya?" ucapku dengan nada sedikit bergetar.

Nyxa mengangguk pelan, tangannya masih erat menggenggam busur panah miliknya "ya... dan wajahku saat itu sama persis dengan apa yang tengah kau tampilkan saat ini" jawabnya

Marah? mungkin tidak

Jijik? mungkin juga tidak

Tetapi rasa heran yang saat ini aku rasakan.

"kenapa sang raja tidak memperhatikan nasib para rakyatnya?" tanyaku yang mencoba mencari jawaban atasnya.

"percayalah, aku sendiri pun tidak mengerti tentang hal tersebut"

Nyxa kembali terdiam. Wajahnya yang manis menatap ke bulan yang kebetulan tengah mencapai puncaknya tersebut.

Nyxa adalah perempuan yang baik dan cantik, dia pandai memasak dan juga berkebun. kemampuannya dalam hal memanah pun tidak dapat dianggap remeh. Sebelum penyerangan manusia ke kerajaan Elf puluhan tahun yang lalu, Nyxa adalah seorang anak pedagang. Orang tuanya dibunuh dengan sadis di depan kedua matanya, dan hingga saat ini dendam yang membara di dalam hatinya belum juga sirna.

"Fiona!" Nyxa menepuk pundakku dan mengisaratkan sesuatu dengan kedua matanya.

Aku yang mengerti lantas menengok ke bawah, tiga atau mungkin lebih orang dengan penutup kepala tengah mengawasi tempat dilaksanakannya pertemuan para petinggi di sebuah gang sempit.

"mata-mata?" ucapku yang langsung disambut anggukan kepala Nyxa.

Kami berdua melompat turun secara bersamaan dan mendarat di atas atap sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari menara tempat kami berjaga malam itu. Dengan cepat sebuah anak panah meluncur dari busur panah Nyxa namun naas salah seorang dari mereka mengetahuinya dan berhasil menangkis anak panah tersebut hingga tertancap ke tanah.

Aku tidak tinggal diam, melumpuhkan target bergerak tidaklah semudah membalik telapak tangan terlebih lagi mereka berlari menjauh menuju ke dalam gang sempit hingga menyusahkan bagi kami para pemanah untuk membidik sasaran.

"berhenti!!" teriakku sembari melepaskan beberapa anak panah yang dengan cepat mengejar mata-mata tersebut. Mereka berlari kencang seolah-olah mengerti daerah tersebut di luar kepala. belokan demi belokan kami telusuri namun keberuntungan kami hilang ketika mereka menghilang di sebuah gang sempit yang ternyata adalah sebuah gang buntu.

"tch... mereka berhasil kabur" ucap Nyxa yang kemudian meletakkan kembali anak panahnya kedalam wadah.

"oy sedang apa kalian di sana?"

kami berdua langsung menoleh ke belakang ternyata, Rodrick dan tiga orang pasukan KLA tengah berdiri di belakang kami.

"Rodrick?" ucap Nyxa "apa kau melihat ada yang lewat tempat ini?" imbuhnya

Zenovia : Fantasy Beyond the Horizon (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang