-Cirp Cirp Cirp
Suara kicau burung menggema di telingaku. Sinar mentari menyinari dari sela-sela kelopak mataku. Ketika aku membuka kedua mataku nampak langit biru di atas kepalaku "ini..." perlahan-lahan aku mulai bangkit dari tidurku. Kudapati diriku tengah terbaring di tengah-tengah padang rumput yang membentang luas. "Ughh. Kepalaku" kepalaku mendengung keras, sepertinya kepalaku telah terbentur dengan keras. "dimana aku?" sebuah pertanyaan singkat terlontar dari mulutku.
"aku masih hidup?" aku membuka dan menggepalkan kedua tanganku, merasakan jika diriku masih hidup "apakah Judgement telah berhasil?" pikirku sembari mengamati daerah di sekelilingku. Padang rumput membentang luas, hampir tidak ada peradaban di tempat ini. Aku mencoba membuka panel menu untuk keluar dari permainan "a..apa yang terjadi? Me...menunya tidak mau terbuka?" membuka panel menu adalah hal yang mudah dilakukan tapi entah mengapa aku tidak mampu membukanya sama sekali.
Berjam-jam berjalan tanpa tahu arah "aku lapar..." perutku pun mulai berbunyi. Kelaparan dan kelelahan menyebabkan diriku terjatuh "Inventory hilang, panel menu hilang. Dan aku tersesat. Malang benar nasibku" "oy kau tidak apa-apa!!" suara seseorang terdengar dari kejauhan. Orang itu menjatuhkan potongan kayu yang dipanggulnya dan berlari kearahku. "anak muda kau tidak apa-apa?" seorang lelaki paruh baya memapahku duduk "aku....lapar..." pria itu tersenyum dan mengambil kantong yang tergantung di pinggangnya. Dari dalam kantong itu dia mengambil sepotong roti dan sebotol air untukku minum lalu paman tersebut meletakannya di tanganku "makanlah" pandangan mataku tertuju kepada pria tersebut "jangan malu-malu" jawabnya.
Selesai menyantap roti tersebut, pria paruh baya itu hendak kembali ke tumpukan kayu yang tadi dia tinggalkan "tunggu paman" teriakku yang kemudian menghentikan langkah kakinya "ada apa anak muda?" tanyanya kepadaku yang masih dalam posisi terduduk "kalau boleh bertanya. Dimana aku sekarang?" Pria itu mengrenyitkan dahinya dan memandangku dengan mata coklatnya yang bulat "apa yang kau katakan anak muda? Semua orang tahu kalau tempat ini adalah hunting ground" jawabnya. Hunting ground? Baru pertama kali ini aku mendengar tempat semacam ini.
"anu... dimanakah kota terdekat dari tempat ini" tanyaku untuk yang kedua kalinya. Pria itu lalu menunjuk ke satu arah dengan tangannya "kota terdekat dari tempat ini adalah Triestan. Dari tempat ini ke Kota memakan waktu 2 hari dengan kereta" Lagi, sebuah nama yang asing ditelingaku terdengar dari mulut paman itu "apa kau akan menuju ke Triestan berjalan kaki? Hari sudah menjelang malam lebih baik kau beristirahat dulu di desa kami. Besok pagi baru melanjutkan perjalananmu" kata paman tersebut dengan senyuman diwajahnya. "ah... baiklah" jawabku tenang
Beberapa menit perjalanan kami menemui sebuah desa yang terletak tidak jauh dari tempat aku terjatuh tadi. "selamat datang di desa kami, Helmshire. Beristirahatlah di penginapan terdekat" paman tersebut kemudian meninggalkanku dan kembali ke rumahnya. "Helm...Shire? Baru pertama kali ini aku mendengar ada desa dengan nama itu ditempat ini" bertahun-tahun aku berkeliling Zenovia baru pertama ini aku menginjakan kaki ditempat ini. Suasana desa yang tentram dengan penduduk yang ramah, aku penasaran apakah ada peningkatan AI pada NPC ditempat ini sehingga penduduk ditempat ini nampak seperti seorang pemain.
City/Place Information
Name : Helmshire
Type : Village
Population : ± 200 people
Special : Peningkatan Regenerasi Kesehatan
Description : Sebuah desa yang Asri dipinggiran kerajaan Triestan. Tempat yang cocok untuk membangun sebuah rumah untuk mereka yang menyukai ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenovia : Fantasy Beyond the Horizon (Discontinued)
AdventureApa kau pernah bermain game? Apa kau suka bermain game? Apa yang terjadi apabila permainan tersebut dapat membuat nyawamu menghilang Sebuah kisah yang menceritakan tentang sekelompok anak SMA yang terjebak dalam dunia permainan. Ichijou Kaito, Juumo...