Tuntutan itu tak main-main. Cindy melayangkannya ke pengadilan. Aku pun sempat dipanggil dan hendak disidang.
Tak cukup disitu. Yesi, orangutan kesayangan Nita yang dirawat di unit mati.
Entah kenapa, beritanya segera tersebar. Seperti angin puyuh yang menerjang kesana-kemari.
Nita, aku dan Pak Burhan dituntut karena dianggap lalai menjaga binatang yang dilindungi. Jadi, aku menghadapi dua tuntutan.
Kamipun beberapa kali menghadapi persidangan. Irene dan Margareth membantu kami dengan menyiapkan tim pengacara yang handal. Teman-teman dari perhimpunan dokter hewan dan beberapa LSM juga mendukung kami.
Dengan berbagai bantuan itu, aku bisa lepas dari segala tuntutan. Juga Nita dan Pak Burhan. Kami dinyatakan tak bersalah. Semua penganan sudah kulakukan sudah seusai prosedur.
Dan kematian Yesi, si orangutan di unit itu, setelah dilakukan otopsi, mengalami keracunan! Unit memang dituduh lalai. Namun bisa bebas dari segala tuntutan. Tim perhimpunan dokter hewan berjanji akan menyelidiki dan menemukan penyebabnya.
Berita kasus kami sampai kemana-mana. Terutama berita online. Nama unit pun jadi tercemar.
Aku menduga semua ini ada kaitannya dengan para pengusaha. Mungkinkah mereka menjebak kami?
Suatu siang, Jessica memanggilku ke rumahnya. Aku pun memberanikan diri untuk ke sana.
"Sungguh, Dok!" ujarnya memelas, "Aku minta maaf, aku tak menyangka Cindy akan sampai menuntut begitu!"
"Ini ulah kalian, kan?" balasku, "Untuk menjatuhkan kami? kalian bersekongkol!"
"Tidak, itu tidak benar Dok! Aku tak tahu kenapa Cindy begitu."
"Lalu soal kematian Yesi? Kenapa beritanya cepat tersebar? Apakah ini ulah ayahmu dan para pengusaha sawit?!"
"Aku sungguh tak tahu Dok!"
"Aku kecewa dan tak percaya lagi padamu, Jess!"
"Percayalah Dok, aku tak tahu sama sekali! Dan bahkan aku baru tahu jika papa ingin menjodohkan kita!"
Aku terdiam mengatur nafas.
"Sungguh," lanjutnya, "Aku baru tahu! Dan aku sangat marah! Maafkanlah papaku!"
"Sudahlah, Jess! Aku tak ingin bermain-main lagi! Tak punya waktu untuk itu!"
"Sumpah, Dok! Aku benar-benar tak tahu semua ini! Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku benar-benar ingin memperjuangkan alam sepertimu. Aku memang ingin membangun usaha perkebunan, namun juga melestarikan alam! Aku tak tahu caranya sekarang. Tapi jika aku bisa mewarisi perusahaan dari ayahku, aku akan coba merubahnya! Aku ingin bantuanmu, Dok!"
"Dan kenapa tidak sekarang saja kau hentikan papamu?"
"Kau tahu aku tak bisa! Tapi aku akan berusaha!"
"Aku tak percaya pada kamu, Jess!"
"Percayalah, Dok!"
Aku tak tahu harus berkata apa-apa lagi.
"Karena aku mencintaimu!" lanjutnya melangkah maju dan menciumku.
Aku terdiam kaget. Ia memeluk leherku dan semakin hangat menciumku.
Bibirnya terasa lembut dan hangat. Bibir setulus ini, mungkinkah ia benar-benar mencintaiku?
Setelah beberapa lama, ia melepaskan ciuman. "Percayalah padaku, Dok!" pintanya memelas, "Aku tahu pria sepertimu tak memiliki hati sekeras papaku!"
Aku tak bisa menjawabnya. Mulutku kelu dan hatiku bercampur aduk. Benarkah ia mencintaiku?!
"Aku pulang dulu, Jess!" pamitku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Utan
AdventureDokter Utan adalah seorang dokter hewan yang bisa berubah menjadi hewan apa saja. Ia superhero baru yang akan menyelamatkan hewan dan alam.