Dan pacar dari seorang Lee Euntae alias Vasko. Entah bagaimana caranya mereka bisa bertemu dan bisa bersama. Si Vasko yang selalu dipenuhi energi dan (Name) si gadis lemah lembut.
"Selamat pagi juga." (Name) tersenyum kecil seraya mengusap-usap kepala Vasko lembut.
Murid-murid dari kelas arsitek berteriak, menyoraki Vasko. Sedangkan (Name) hanya terkekeh pelan, ia segera menduduki kursi. Walaupun di wajahnya tak terlihat sebuah ekspresi malu-malu ataupun senang, namun yang terdapat di hatinya sangatlah berbeda. Ia luar biasa senang.
Ia selalu berharap ini akan berjalan sama selamanya. Suasana dan perasaan ini. Ia ingin semua ini tetap sama setidaknya sampai ia tua nanti.
Pffft, betapa bodohnya itu.
Kau pikir takdir akan mengizinkan semua itu terjadi begitu saja?
"Sampai kapan kau akan menyembunyikan semua ini, (Name)? Soal wajahmu." Sosok pemuda bertelinga besar bersidekap dada. "Cepat atau lambat nanti Vasko juga akan tahu."
"Tenanglah Park Bumjae, ini tidak akan ketahuan." Sang gadis menatap alat make-up yang berada di atas mejanya sekarang. "Kalaupun ketahuan, aku punya penyelesaiannya."
Bumjae menepuk pundak (Name) beberapa kali. "Terserah kau saja. Aku mau pulang duluan, jadi sampai jumpa besok."
"Ya, dadah." (Name) melambaikan tangannya pada Bumjae, lantas kembali menatap alat make-upnya dengan sendu.
"Orang jelek pergi saja sana!"
"Kau seharusnya nggak pernah hidup (Name)."
"Mati sana kau iblis!"
"(Name) itu bukan manusia, lihat wajahnya yang jelek."
(Name) mulai menyapukan satu-persatu make-upnya di wajah. Merias wajahnya.
"Maafkan aku Vasko."
###
"(NAME)! JADI SELAMA INI DIA MENIPU KITA!"
"Ewh, menjijikan banget."
"Pergi jauh-jauh sana, bikin jijik."
(Name) terduduk, kepalanya menunduk, ia menutup kedua telinganya. Ia menangis, tubuhnya bergetar hebat.
