"Aku bersumpah atas nyawa yang mulia raja bahwa aku tidak bersalah" kalimat terakhir yang di ucapkan tuan Bae terngiang-ngiang dalam benak Raja. Sudah hampir satu bulan berlalu sejak eksekusi Bae Jin Hak berlalu, dan ia jatuh sakit sejak hari itu. Bahkan kesehatannya tak bertambah baik, ia berpikir bahwa mungkin saja Bae Jin Hak dan keluarganya memang benar hanya dijebak dengan sebuah fitnah tak mendasar, karena itulah ia memutuskan untuk memanggil putra mahkota untuk menyampaikan titah terakhirnya sebelum ajal menjemputnya.
"Seja... aku seolah sedang melihat malaikat maut menungguku di depan pintu" lirihnya, tangannya mencoba meraih tangan putra tertuanya itu.
"Abamama! Tak seharusnya anda berkata demikian, tabib akan segera menemukan obat yang tepat untuk penyakit anda" wajahnya diliputi kekhawatiran, ia belum siap jika kehilangan sosok raja sekaligus ayah yang ia segani itu. Meski ia mendapat banyak tekanan dari ayahnya, namun ia tahu bahwa yang ayahnya inginkan hanyalah semua yang terbaik untuknya. Yang Mulia Raja menggeleng kala mendengar ucapan putranya.
"Ini adalah kutukan dari Menteri Bae, karena itu dengarkan titahku untuk terakhir kalinya" ucapnya, lantas ia meminta putranya mendekat agar Lee Jun mendengar titahnya dengan baik. Putra mahkota lantas menuruti permintaan ayahnya, ia pun mendekat hingga telinganya sejajar dengan mulut Raja.
"Selidiki kebenaran tentang rencana kudeta yang dilakukan Bae Jin Hak" ia mengumpulkan sisa-sisa tenaganya untuk menyampaikan titah terakhirnya itu sebelum akhirnya sang Raja menghembuskan napas terakhirnya.
Ia pergi dengan tenang disisi Lee Jun, meninggalkan pesan singkat yang membuat Lee Jun bertanya-tanya tentang hal itu. Sebenarnya apa yang ingin Raja ketahui tentang hal itu, sementara dalang dari kudeta yang belum juga terlaksana itu sudah lenyap dari dunia ini.
"Abamama...beristirahatlah dengan tenang, Soja akan melaksanakan titah anda dengan baik" ia memberikan salam terkhirnya pada ayahnya. Ada air mata yang tengah ia tahan, ia tak boleh menangis, dan harus terlihat lebih tegar dari siapapun di dalam istana ini.
Seluruh penghuni istana menangis begitu pelayan Raja akhirnya mengabarkan kematiannya. Ratu agung dan juga Permaisuri pun menangis tanpa suara di sudut ruangan Raja. Sementara itu ada satu orang yang tengah berdiri tepat didepan kediaman Raja dengan baju besi serta tatapan nanarnya.
"Bagaimana bisa yang mulia pergi seperti ini, sampai akhir pun anda selalu menjadi ayah yang buruk untuk saya. Kemenangan yang anda tunggu baru saja tiba dan saya belum sempat menyerahkannya secara langsung" Lee Soo membatin. Ia baru saja tiba dari arah utara dan membawa kemenangan besar setelah melawan para perompak, percikan darah lawan pun bahkan masih memenuhi wajah dan juga pedangnya.
Raja meninggal di saat Lee Soo baru saja ingin membuktikan dirinya bahwa ia layak menjadi putra seoang raja yang bijaksana. Ia mengikuti perintah sang ayah hingga saat ini karena ingin memusnahkan julukan "pangeran terbuang" dari dirinya, tapi nampaknya sampai akhir pun ayahnya membuangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumiho's Groom (On Going)
Fanfiction#highestrank 1 in Fantasi# Legenda tentang Gumiho atau Rubah Ekor Sembilan makhluk mistis yang hidup bersembunyi dibalik manusia. Kehadiran mereka yang bahkan tak di terima manusia membuat mereka hidup dalam persembunyian. Lalu bagaimana jadinya...