12|Under the Moon

174 40 21
                                    

"Aku terus berdoa dibawah sinar bulan bahwa kita akan selalu terikat dalam gulungan benang yang sama"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku terus berdoa dibawah sinar bulan bahwa kita akan selalu terikat dalam gulungan benang yang sama"

Listen to  Only you one Person-Kim Soo Hyun (OST the moon that embraced the sun)

🌺

Berlalu satu purnama sejak Putra mahkota dan Joohyun membuka hatinya untuk satu sama lain. Tak peduli siang ataupun malam, mereka terus saja bertemu, bertukar pikiran dan perasaan. Namun tetap saja ada dinding tinggi yang menghalangi mereka, identitas  yang terus mereka sembunyikan antara satu sama lain.

Bagi Joohyun putra mahkota hanyalah sorang sarjana pemerintahan bernama Junmyeon dari klan Kim. Sedangkan dimata putra mahkota, Joohyun hanyalah seorang penjahit pribadi bernama Suwol  yang ditempatkan tuan Bae di kediaman putri sulungnya .

Dan satu hal juga yang tak putra mahkota ketahui, bahwa ia dan Joohyun tak pernah terikat disatu banang takdir. Sulit untuk mereka terus bersama karena semakin hari darah siluman dalam diri Joohyun terus mendidih dan tinggal menunggu waktu untuk hancur.

"Suwol-ah..apa Aku membuat mu menunggu lama?" Pangeran mahkota menghampiri Joohyun yang sejak beberapa waktu lalu menunggu di tepi danau tempat mereka biasa bertemu, entah siang atau pun di malam hari.

Gadis itu tersenyum lantas menggeleng. Menunggu pangeran mahkota adalah bagian paling menyenangkan baginya. Sembari menunggu pria itu, ia bisa menikmati pemandangan malam di tepi danau dibawah sinar bulan.

"Kenapa ķau tak datang kemarin? Aku menunggu mu" Lee Jun pun menggenggam tangan Joohyun. Menautkan jari jemari mereka yang seolah memang diciptakan untuk saling mengisi.

"Ada hal yang harus saya selesaikan. Karena itulah saya tak bisa menemui anda" Ucap Joohyun berbohong. Menyembunyikan kebohongannya dengan dengan senyum manis yang selalu putra mahkota sukai.

"Apa tak masalah jika aku sering mengajakmu bertemu?" Putra mahkota meraih tangan Joohyun, membersihkan debu dipermukaan gazebo di tepi danau dengan ujung pakaiannya agar gadis itu bisa duduk dengan nyaman.

Sementara itu, sepasang mata mengawasi dari kejauhan. Memastikan bahwa tak ada hal membahayakan yang mengintai kedua pasang yang sedang bermadu kasih itu.

Joohyun tampak berpikir, sejauh ini tak ada masalah tiap kali ia bertemu putra mahkota. Hanya beberapa hal terjadi saat bulan purnama minggu lalu yang membuat Joohyun sulit untuk menemui kekasih hatinya.

Tak ada masalah selama ia bisa melalui satu purnama, yang sedikit ia sesali hanyalah rasa bersalah karena selama satu bulan ini ia terus menolak tiap kali Lee Soo mengajaknya bertemu. Rumor yang mengatakan bahwa pangeran Lee Soo telah bertunangan dengan seorang gadis membuatnya enggan untuk bertemu. Ia hanya tak ingin jika kehadirannya membuat pria itu berada dalam masalah. Lagipula Lee Soo memang bukan seseorang ia bisa berteman dengannya, status Lee Soo yang tinggi membuat Joohyun berpikir bahwa menjauh memang pilihan yang tepat.

Namun tanpa ia sadari, menjauh dari Lee Soo malam membuatnya semakin dekat dengan calon penerus Josoen dimasa depan. Seseorang yang benar-benar ingin ia hindari, dan seseorang yang nantinya akan menjadi milik adiknya, Bae Jisoo.

"Apa nonamu memperlakukan semua pelayannya dengan baik?" Lee Jun menatapnya lekat. Ia selalu saja penasaran dengan kehidupan Joohyun. Gadis itu tersenyum, meliha betapa Lee Jun selalu ingin tahu tentang kehidupan palsunya itu.

Ia tiba-tiba saja berpikir, bagaimana reaksi Lee Jun begitu ia tahu bahwa gadis bernama Suwol yang pria itu kenal sebenarnya adala Bae Joohyun- Putri yang selama ini disembunyikan oleh tuan Bae.

"Nona kami adalah orang yang berbudi pekerti, dan bersikap baik pada siapapun tanpa memandang status, hanya saja....." Joohyun terdiam. Ia memikirkan kalimat apa yang selanjutnya ia ucapkan untuk mendeskripsikan dirinya sendiri.

"Hanya saja?" Lee Jun menatap Joohyun serius.

"Apa tuan sangat ingin tahu tentang nona kami?" Joohyun mendelik ke arah pangeran mahkota. Ia masih ingin memastikan bahwa Lee Jun mendekatinya bukan karena ingin tahu tentang siapa itu Bae Joohyun.

"Tidak Juga." Jawabnya tegas tanpa keraguan.

"Oho! Tunggu...  Suwol-ah...apa kau cemburu?" lanjutnya lagi, lalu mendelik ke arah Joohyun

Joohyun hanya tersenyum. Ia merasa berterima kasih sekaligus merasa bersalah pada pelayannya Suwol karena menggunakan nama gadis itu tanpa izin. Meski ia tak dapat memprediksi masa depan, ia berharap bahwa hubungannya dengan pria yang ia kenal sebagai Kim Junmyeon itu tak akan pernah bertemu dengan perpisahan.

"Baguslah, setidaknya kau sadar bahwa tidak ada wanita lain dan hanya kau yang terlihat dimataku" ucapnya lantas mengecup punggung tangan gadis itu.

**

Didepan paviliun bulan perak, Putra mahkota Lee Jun tengah menatap lurus ke arah langit. Menengadah menatap bulan yang selalu terpancar terang diatas sana.

Bayangan dan kerinduan yang tak pernah habis selalu saja memenuhi hati dan pikirannya. Segalanya terisi hanya pada satu orang 'Suwol' nama yang memenuhi hati dan pikirannya. Ia terus saja rindu meskipun mereka baru bertemu dua hari yang lalu.

Ia terus saja teringat dengan ciuman mendebarkan mereka malam itu. Disebuah gubuk tua dengan bulan bersinar terang dan hujan turun dengan deras, hanya ada mereka berdua. Seolah hanya mereka berdua yang hidup di alam semesta. Cinta membuat mereka lupa akan status maupun eksistensi mereka terhadap alam semesta.

"hufttttttt" Putra mahkota menghela napas panjang.

"Apa ada sesuatu yang menganggu pikiran anda Yang Mulia?" ucap ajudan Kim yang peka dengan perubahan perasaan tuan yang sudah sekian tahun ia layani itu.

"Jong In-ah....apa menurutmu suatu saat gadis itu bisa masuk istana sebagai Ratu?" ajudan Kim tersentak. Bagaimana bisa putra mahkota memiliki pikiran untuk membawa gadis penjahit itu ke Gyotaejon (Istana Ratu).

"Jeoha....sebentar lagi Pemilihan putri mahkota, anda harus fo__"

"Lagi-lagi aku harus mendengar ocehanmu. Aku tahu itu, mungkin mustahil gadis rendahan sepertinya memiliki Gyotaejon karena ia tak punya kekuatan apapun di belakangnya. Tapi bolehkah aku berhayal bahwa aku akan memimpin negeri ini bersamanya kelak."

Ajudan Kim bungkam, ia lebih tahu dari siapapun bahwa putra mahkota benar-benar mencintai gadis itu. Jika harus, mungkin saja putra mahkota bahkan rela melepas tahta dan kedudukannya demi bisa bersama gadis itu.

"Mungkin gelar Hwangbi mama (gelar untuk ratu) mustahil, tapi anda bisa membiarkan Suwol agashi disisi anda sebagai selir tingkat 1" Ucap ajudan Kim menghibur.

"Selama aku masih berstatus putra mahkota, aku tak akan bisa membawanya masuk ke istana sebagai selir. Karena selir putra mahkota terbatas pada para finalis yang tak lolos seleksi putri mahkota" gumamnya.

Putra mahkota bisa saja meminta 'Suwol' (Joohyun) untuk masuk ke istana sebagai dayang. Namun hal itu mengharuskannya membongkar identitasnya di depan gadis itu. Ia bukannya tidak mempercayai gadis itu, ia hanya takut bahwa gadis itu akan jadi sasaran politik karena sikap gegabahnya. Dan juga posisinya belum stabil di pemerintahan, ia masih harus naik tahta untuk memperkuat posisinya melumpuhkan pemerintahan licik  dibawah Kuasa perdana menteri dan saudaranya.

**

hai guys....siapa yang nungguin banget cerita ini? jujur aja ini cerita paling berat diantara ceritaku yang lain. Butuh waktu dan pikiran untuk nulis satu chapter...wkwkwkw. Jadi maklum kalo aku update lama dan kadang singkat. Bukan karena aku males update, cuma kantong idenya lagi kering. Mungkin kalo cerita modern agak gampang, kalo latar josoen begini agak ribet sebenarnya. Tapi gpp, karena kalian banyak yang baca aku bakal selesein sampai akhir.

Mungkin cerita ini cuma ada sekitar 20 chapter plus chapter extra. Jadi mungkin bentar lagi cerinya ending. Pantengin aja terus.....

Gumiho's Groom (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang