10|Jatuh cinta

190 37 4
                                    

"Jatuh cinta adalah perasaan paling kejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jatuh cinta adalah perasaan paling kejam. Kau bahkan bisa menyakiti dirimu sendiri demi orang yang kau cintai."

🥀

**Ajudan Kim**

Sejujurnya setiap kali putra mahkota mengajakku keluar istana, hasratku untuk bertemu dengannya semakin besar. Aku merindukannya lebih dari siapapun, meski aku tahu dia adalah seseorang yang nantinya akan dicalonkan sebagai putri mahkota, tapi aku masih ingin mencintainya sebanyak yang aku mau.

Aku selalu bersyukur karena putra mahkota memaklumi hal itu. Ia lebih tahu dari siapapun bagaimana perasaanku pada gadis itu. Terkadang aku merasa posisi kami setara, karena akhir-akhir ini putra mahkota pun tengah jatuh dalam kubangan yang sama sepertiku, jatuh cinta pada seseorang dengan status yang berbeda. Perbedaan kami hanyalah, status. Dengan statusnya, putra mahkota bisa saja mendapatkan gadis manapun yang ia mau. Namun tidak denganku, aku tak bisa memilih siapa yang harus aku nikahi, meski aku mencintainya.

"Oraboeni..." panggil nya lembut. Suara itu selalu saja indah begitu mengudara.

"Ne Seul Agassi..."Selalu saja seperti ini, aku tak pernah dapat menatap langsung ke wajahnya.

"Apa kita akan terus seperti ini? Bulan depan larangan menikah dari istana sudah turun. Dan ayah akan memasukkan namaku sebagai kandidat putri mahkota. Apa oraboeni akan membiarkan itu terjadi begitu saja?" Diraihnya wajahku dengan kedua tangannya.

Tanpa dia memberitahuku pun, aku tahu bahwa cepat atau lambat itu akan terjadi. Meski aku tahu putra mahkota tak menginginkannya. Tapi hal itu jelas akan berubah jika dirinya masuk kandidat 3 besar. Meski bukan sebagai putri mahkota, suatu hari ia akan dipanggil masuk ke istana sebagai selir. Jika tidak, maka ia akan menua seorang diri tanpa siapapun disisinya.

" Saya tahu" Ucapku lirih, air mata yang selama ini kuusahakan untuk tak berhambur, jatuh dengan mudahnya begitu kutatap mata indah itu.

"Aku lebih baik mati jika tak bisa bersamamu" Akunya, air matanya pun sama. Jatuh karena menangisi tadkdir buruk yang terjalin di antara kami.

Cinta memang seperti itu, selalu mempermainkan perasaan manusia. Jika Tuhan memang menciptakanku untuk mencintainya, lantas mengapa tak sekalian saja menciptakanku untuk memilikinya bukan melihatnya menjadi wanita untuk pria lain.

🥀

**Sementara itu...**

"Saya melihat anda keluar dari pintu belakang istana. Disitu saya melihat beberapa orang mencurigakan, dan seperti inilah akhirnya." Ucap Lee Soo menjelaskan.

Putra mahkota lantas Diam, menatap saudara satu-satunya itu dengan serius. Rumor yang beredar tentang Pangeran agung yang ikut terlibat untuk menyingkirkannya membuatnya meragukan hubungan persaudaraan mereka yang mulai renggang satu tahun belakangan ini.

"Lalu apa yang tengah anda lakukan? mengapa anda menyuruh ajudan Kim untuk mengabaikan tugasnya?" Ucap Lee Soo lantas memperbaiki letak gat (Topi pria) nya yang sedikit miring akibat berlari kesetanan.

"Aku ada urusan pribadi disekitar sini, itulah mengapa aku meminta ajudan Kim menjauh. Lagipula dia akan mudah menemukanku dimanapun" Ucap Putra mahkota melakukan hal yang sama, memperbaiki letak gat nya.

"Kalau begitu katakan tujuan anda, saya akan menemani anda hingga saya merasa anda aman." tukas Lee Soo menyerankan, ia merasa bahwa calon tongak kerajaan ini sedang tidak aman untuk berjalan seorang diri.

"Tidak perlu" tolaknya Putra mahkota tegas. Ini pertemuan istimewannya dengan seoang gadis, bagaimana mungkin ia mengajak pria lain. Meski itu Lee Soo sekalipun, putra mahkota yakin bahwa kecantikan 'Suwol' akan memikat hati Lee Soo yang juga kesepian seperti dirinya.

"Tolong izinkan saya, saya hanya akan mengantar anda dan setelah itu saya akan pergi" Lee Soo lantas bersikeras. Ia masih ingin memastikan keamanan calon pewaris tahta itu.

"Oho! Kau tak dengar? Aku bilang tidak perlu. Ini bukan permintaan" Lee Jun lantas menaikan suaranya sedikit lebih tinggi dan berwibawa.

"Taa..tapi..."

"Ini perintah!" Tegas Lee Jun sekali lagi, karena Lee Soo terus membantah. Ia hanya merasa bahwa berjalan sendiri akan lebih aman dibandingkan bersama Lee Soo yang merupakan mantan putra mahkota buangan. Ia merasa bahwa berada di dekat Lee Soo tak menjamin keselamatannya. Setidaknya itu yang bisa ia lakukan untuk menjaga calon tongak kerajaan Josoen tetap aman.

"Hmmm...baiklah. Saya harap anda berhati-hati, meski sebenarnya saya ingin mengantarkan anda. Namun sepertinya kali ini tak bisa" Ucap Lee Soo lalu menundukkan kepalanya memberi penghormatan pada putra mahkota.

Usai memberi penghormatan singkat, Lee Soo berlalu. Meninggalkan putra mahkota yang masih terus mengawasi punggung pria itu.

🥀

"Suwol-ah... !" Joohyun menoleh begitu suara yang tak asing berteriak memanggilnya

"Saya mencari anda dipasar, karena saya tak menemukan anda lantas saya kemari sesuai janji kita" Ucap Joohyun lalu tersenyum pada pria yang tak lain adalah 'Junmyeon'.

"Maaf membuat mu menunggu lama, ada yang harus aku selesaikan." Ucap 'Junmyeon' menatap lurus ke arah Joohyun.

Lantas mereka berjalan beriringan. Menuruni bebatuan kokoh yang membentuk anak tangga yang akan membawa mereka turun ke sungai.

Junmyeon lantas meraih tangan Joohyun lalu menautkan jemari gadis itu dengan jemarinya. Membuat Joohyun lantas tersipu.

Junmyeon mengajak gadis itu ke sungai bukan tanpa alasan. Ia tak bisa mengajak gadis itu berkeliling pasar karena seorang gadis dan pria yang belum menikah tak boleh terlihat bersama di depan umum, terutama di siang hari.

Ia hanya ingin, waktu yang ia lewati bersama gadis itu berlalu dengan nyaman tanpa gangguan siapapun atau takut dengan pandangan warga sekitar. Tentu saja ia juga harus berhati-hati agar statusnya sebagai putra mahkota tak terbongkar dan lantas menyebabkan masalah yang lebih rumit.

"Wah...airnya jernih. Bukankah sangat cantik?" Ucap Joohyun takjub ketika melihat aliran air sungai dengan air yang jernih dan bersih.

"Ya...sangat cantik" balas Junmyeon yang menatap lurus ke arah wajah putih porselen Joohyun yang menawan alih-alih mengikuti arah pandang gadis itu.

Gadis itu lalu mendekat ke arah air sungai, mengulurkan tangannya menyentuh air, dan membiarkan sela-sela jemarinya basah. Ada senyum menawan terlukis di wajahnya.

Sedangkan Junmyeon, tatapannya telah terkunci pada satu titik bernama keindahan yang tak lain adalah Bae Joohyun.

Jatuh cinta selalu seperti itu, tak ada hal lain yang lebih indah selain melukis seseorang yang kau cintai dalam pandanganmu lalu menyimpannya dalam kenanganmu dan akan kau ingat kembali ketika kau kembali menyadari bahwa kau telah jatuh cinta pada saat itu.

🥀

Gimana chapter yang ini. Agak pendek kayaknya yah....alur ceritanya tuh udah ada dikepala, cuma mau nuangin dalam bentuk tulisan itu agak susah. Karena cerita ini agak beda dari yang lain, maklumi lah yah....

See you...💋

Gumiho's Groom (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang