"Capek banget"
Suara itu terdengar di sepinya sebuah taman, suara yang empunya sedang berbaring di atas bangku sambil menutup wajah menggunakan lengannya sendiri.
"Ini, minum." Seseorang datang, memberikan sebotol minuman kemasan padanya. Dia menyingkirkan lengannya dan memerhatikan minuman itu sebelum akhirnya mengangkat tangan untuk meraihnya.
"Bangun, gue juga mau duduk." suruh orang yang baru saja memberinya minuman.
Mau tidak mau dia bangun, duduk dengan bersandar pada kursi dan menatap malas pada minuman yang ada digengamannya.
"Engga usah ngeluh, semua orang juga capek."
Kalimat yang terucap dari orang di sampingnya itu membuatnya melirik dengan sedikit kesal. "Lo juga?"
Yang ditanya mengangguk pelan, "ya"
"Emang lo ngapain sampai bisa capek?"
Dia menoleh "Kalau lo, ngapain?" tanyanya
"Cih, malah nanya balik"
Keduanya diam selama beberapa menit setelahnya.
Satu botol minuman yang sudah kosong itu diletakan ke samping sang pemilik, dia lalu menoleh pada orang di sebelahnya yang masih setia menganggam minumannya tanpa niat membukanya.
"Minum, kalau disimpan nanti ga enak."
Yang diberi tahu hanya diam sambil memerhatikan minumannya, membuatnya memutar bola mata malas dan kembali fokus ke depan.
"Alfan." Panggilnya.
"Kita emang baru kenal, tapi kalau ada yang ngejanggal dan pengen lo unggkapin tapi ga tau mau ngomong kesiapa, lo bisa cerita ke gue kalau lo mau." Alora berucap tanpa mengalihkan padangannya
Cowok itu melirik sebentar sebelum akhirnya meluruskan duduknya dan membuka minumannya, setelah meneguknya dia kembali menoleh pada gadis di sampingnya
"Ok."
Balasan itu membuat Alora ikut menoleh "Ok? Gitu doang?" tanyannya dengan nada kesal
Mendapat tanggapan seperti itu Alfan terlihat binggung. "Ya iya..?"
"Sialan dah gue udah nahan muntah juga ngomong kaya tadi malah cuma dibalas ok doang, tau lah, engga asik lo." Setelah memukul lengan Alfan, gadis yang tidak lain adalah Alora itu memasang ekspresi kesal dan bersandar pada kursi.
Alfan terdiam melihat itu, otaknya sedang memproses, dan setelah bisa login, dirinya tersenyum tipis dan memerhatikan Alora yang sudah kembali berekspresi datar seperti biasa.
"Makasih tapi gue ga suka cerita, cape mulut gue kalau ngomong panjang lebar." balasnya
Seminggu berlalu sejak kejadian yang menimpa Alora. Dan setelah itu, entah bagaimana dia dan Alfan menjadi sedikit lebih dekat, hanya sedikit. Itupun karena mereka sering tidak sengaja bertemu ditaman yang sepi ini saat malam hari. Ini kali keempat keduanya bertemu disini tanpa sengaja. Sisanya, di sekolah dengan sapaan datar sebagaimana Alora kerap menatapnya. Gadis itu memang sedikit aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET 5TORY US
Ficção Adolescente"Alora, ayo saling bercerita tentang lima rahasia yang enggak bisa ataupun ragu untuk kita ceritakan ke orang lain." Alfan mengucapkan itu dengan yakin. "Kita berdua?" tanya Alora memastikan, dan tentu saja membuat Alfan mengangguk. "Tentang kita."...