16. S5 US : SORE DAN CERITANYA

232 76 370
                                    

Sekolah sudah sepi setelah jam pelajaran usai. Sebagian besar murid telah meninggalkan area sekolah. Di koridor yang lengang, Alfan berjalan bersama Arow menuju gedung perlengkapan yang berada di dekat aula. Mereka mendapat tugas dari Pak Faris untuk membantu mengambil peralatan latihan sore ini.

Sebenarnya, hari ini bukan jadwal rutin untuk latihan ekstrakurikuler basket. Namun, karena pertandingan antar sekolah tinggal sekitar dua minggu lagi, mereka didorong untuk berlatih lebih sering, dan berakhir dengan menambah jadwal latihan.

Di belakang, Alaska dan Gerrant menyusul. Keduanya baru saja dari gedung IPA, Alaska beralasan ingin menjemput temannya itu. Padahal mah Gerrant bisa berjalan sendiri. Alasan saja, dia ingin sekalian mampir melihat isi kelas Gerrant yang penuh anak-anak ambis.

"Woy, Arow!"

Cowok yang sudah lebih dulu sampai diruangan itu menoleh, menatap Alaska dengan kening terangkat. "Huh?"

Alaska menghampirinya, menepuk bahu kanannya. "Hari ini cetak poin lebih dari 60, sendirian. Gimana? Bisa, nggak?" Dia bertanya dengan senyum menantang.

Arow mengabaikannya, memilih membantu Alfan membawa dua bola basket. "Serah lu," ucapnya dan menyodorkan satu bola padanya. Alaska hanya berdecih kesal melihat itu.

"Eh, kaya yang gue bilang tadi," Alfan berbicara, menarik perhatian ketiga temannya. "Gue izin bentar ke rumah sakit, semoga aja bisa balik lagi sebelum latihan sampai setengah."

Gerrant mengangguk, "ho'oh, sana dah lu, cabut. Ntar Pak Faris tiba-tiba berubah pikiran lagi."

"Betul-betull," sahut Alaska, "Eh, Fauzan, titip salam ke Alora, ya" ujarnya sembari menjetikkan jari.

"Semoga dia udah sadar, sih" sambung Arow, berjalan menuju bagian dimana bola basket disimpan, menukar bola yang ada ditangannya dengan yang baru. Alfan mengangguk mendengar perkataannya.

"Yaudahlah, gue cabut duluan, ya"

"Sana, sanaaa, kabarin kalau Aloranya udah sadar." Alaska berbicara dengan Alfan yang melangkah menjauh, keluar dari ruangan itu dengan jarinya yang membentuk kata, 'ok'.

Sepeninggal Alfan, Alaska dan Gerrant menoleh pada Arow yang sibuk memilih bola. Dengan kesal, Alaska membuka suara, "nyari apaan, sih? bolanya sama semua itu—"

"Kapten kok bolos latihan."

Di arah pintu masuk, seorang siswa yang merupakan salah satu anggota tim futsal berdiri angkuh, menatap sombong kepada tiga orang di dalam ruangan.

Bola yang sedang Arow pegang ia lepas, membuatnya terjatuh kembali ke dalam keranjang. Memperhatikan siswa tersebut berjalan mendekat ke arah mereka.

"Si Alfan," katanya, seolah menunjuk sosok Alfan yang dilihatnya di lorong barusan. "Bolos lagi?" tanyanya dengan nada mengejek.

Berusaha menahan rasa jengkel, Alaska menjawab enteng, "napa emangnya? Lu pengen juga?"

"Huh? Bolos? Anak futsal mana ada yang sering bolos latihan." Jawabannya sembari menatap penuh ejek kearah mereka bertiga.

Ekpresi Alaska seketika berubah jadi masam, membuang muka sebentar sebelum kembali menyahut, "lu mau tahu alasan dia bolos?" katanya dengan tenang, menyembunyikan rasa kesalnya.

Siswa itu, Bima, tertawa mendengarnya. Hal yang membuat rahang Alaska mengeras, menjengkelkan sekali mendengar tawanya.

"Ketawa si kocak. Sehat, lu?" tanyanya dengan alis yang terangkat sebal.

Bima kembali menjawab dengan sisa tawanya, "ngga usah lu kasih tahu, gue juga tahu." Katanya, secara bergantian menatap ketiganya, "dia ada jadwal konseling. Si Alfan, perlu ketemu psikolognya, kan?" Ucapnya dengan suara yang terdengar seolah sedang menahan tawa.

SECRET 5TORY USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang