"Gerrant," panggil Arow saat cowok itu dan kedua temannya bertemu Gerrant di tangga sekolah. Yang di panggil hanya menoleh dengan deheman kecil sebagai jawaban.
"Liat PR sejarah dong, Ran"
Setelah mengucapkan kalimat di atas, terpantau kepala Arow yang baru saja ditoyor lumayan kuat oleh Alaska
"Heh! Napa lu?" Arow berujar dengan galak sambil mengusap pelan kepalanya.
"Nggak tau nih, cape soalnya punya teman bego kaya lu" balasnya santai
"Kan gue nanya"
"Iya begonya lo nanya ke anak kelas lain udah gitu beda jurusan lagi!"
Gerrant yang melihat itu hanya mengelengkan kepalanya, dia lalu menoleh ke samping di mana Alfan berada, cowok itu tampak sibuk sendiri dengan dasinya.
"Ga mandi ya lu, Fan?" tanyanya
Alfan menoleh "Hu'um"
Ketiga temannya refleks sedikit menjaga jarak, melihat itu Alfan hanya memiringkan bibirnya dan tetap sibuk dengan kegiatannya.
Saat asik berjalan di koridor dengan fokus pada kegiatan masing-masing, Alfan berjalan tanpa memerhatikan sekitar yang berakhir dirinya tak sengaja menyengol bahu seseorang hingga membuat orang tersebut sedikit oleng, untungnya tidak sampai jatuh
"Ehh ma-af..." cowok itu menjeda "Eh Alora, maaf ya ngga sengaja, gue ga liat soalnya, ga fokus lagi mas-"
"Iya emang gada gunanya tuh mata." potong gadis itu dengan galak, dia lalu memperbaiki tasnya yang sedikit miring
Memerhatikan Alfan sejenak sebelum akhirnya berdecih pelan dan lanjut berjalan, meninggalkan keempat cowok itu dengan keheningan.
"Anjir!!" celutuk Alaska tiba-tiba
Mereka lalu lanjut berjalan menuju lapangan basket. Saat ketiga temannya asik menceritakan gadis tadi Alfan masih setia menoleh kebelakang, sambil berjalan dirinya memerhatikan Alora hingga hilang dibalik tembok
"Ko judes?" batinnya
"Bukannya tadi malam cerewet ya? Emang gitu kali ahh" dia lalu mengedikan bahunya pelan
***
Sekarang adalah jam pelajaran kedua di kelas XII IPS 2, tepatnya kelas tempat Alfan, Alaska, dan Arow belajar. Namun, kali ini lagi-lagi mereka mendapat jam kosong.
Entah mengapa, guru yang mengajar mata pelajaran ini jarang sekali hadir untuk membagikan ilmunya. Meski begitu, hal itu tidak membuat para murid merasa terabaikan. Justru sebaliknya, mereka malah senang karena tak harus pusing memikirkan masalah hitung menghitung dari matematika yang bisa membuat kepala mereka meledak jika dipaksakan untuk paham.
"Pulpen dong kasih, eh pinjam"
Itu Alaska, dia sekarang sudah ada di bangku paling depan berniat meminjam pulpen pada sang pemilik bangku.
"Jangan ada yang keluar kelas ya, gue catet nih namanya kalau nekat keluar." Ucap Kana sang ketua kelas yang sekarang tengah duduk di bangku guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET 5TORY US
Fiksi Remaja"Alora, ayo saling bercerita tentang lima rahasia yang enggak bisa ataupun ragu untuk kita ceritakan ke orang lain." Alfan mengucapkan itu dengan yakin. "Kita berdua?" tanya Alora memastikan, dan tentu saja membuat Alfan mengangguk. "Tentang kita."...