10. S5 US : ALFAN TENTANG HUBUNGAN YANG RETAK

492 248 410
                                    

———————·


"Lo kenapa bisa ada di sini? tadi dikelas kata Arow lo sakit, sakit apa?" Pertanyaan itu mengalihkan topik pembicaraan, membuat yang ditanya tampak diam memerhatikan tanpa ada niat menjawab.

"Hei? Kenapa dah?" Alora kembali bersuara setelah hampir dua menit tidak mendapat jawaban.

"Oh, nggak. Gue di rumah doang tadi. Baru sore ini keluar, itupun cuma ke rumah sakit."

"Emang lu kenapa?"

"Jatoh dari tangga."

"Huh? Kasihan. Gws."

"Apaan banget dah." Balas Alfan membuat Alora terkekeh kecil.

"Cuma gara-gara jatoh dari tangga lo gak masuk sekolah? Emang parah banget, ya?"

"Enggak juga. Ya kata dokter sih gitu ya tadi."

"Te–"

"Lo pasti bosan ya dengarin gue ngeluh mulu?" Alora memasang wajah bingung dan dengan pelan gadis itu menggeleng kecil.

"Enggak. Ayo cerita soal rahasia kedua lo."

"Lo... masih mau kan dengarin keluhan gue?" Alfan menoleh, bertanya dengan ragu. Alora tersenyum tipis mendengar itu, mengangguk pasti.

"Ahh.. Ini, ceritanya panjang..."

"Gue punya waktu. Ayo cerita."

Cowok dengan sweeter hitam itu menarik kunci motornya lalu turun dari sana, berjalan dengan penuh rasa malas memasuki sebuah rumah yang lampunya masih menyala terang di antara rumah-rumah lain di sampingnya.

Kakinya ia bawa masuk lebih dalam menyusuri hunian dua lantai itu, hingga tiba dirinya di ruang keluarga yang mana televisi masih menyala dan ada seseorang duduk enteng di sofa.

Tanpa mau peduli, dia melanjutkan langkah hingga tiba di anak tangga ke empat yang hanya perlu enam lagi untuk sampai di lantai atas. Saat berniat menginjakkan kaki di anak tangga ke lima, namanya di panggil membuat niatnya ia urungkan.

"Alfan."

Cowok itu perlahan menoleh, memutar tubuhnya, menatap dengan kening terangkat sebelah pada sosok yang memanggilnya.

"Turun atau paman yang ke sana."

"Ngomong dari situ aja, kedengaran kok."

"Kurang ajar!"

"Berani sekali kamu bicara begitu pada orang yang lebih tua, bukankah keluarga kita selalu mengajarkan segala sesuatu yang baik? Kenapa kamu dengan tidak sopannya malah berbicara seperti itu pada paman mu sendiri!"

Dia menatap malas pada sosok yang menyebut dirinya sendiri paman itu, demi apapun dirinya tidak pernah menganggap sosok itu sebagai seorang paman.

"Ada apa emangnya? Gue sibuk besok musti ke sekolah, dan sekarang udah jam dua belas lewat. Kalau gak penting udah dulu deh ya, gue mau istirahat."

"Alfan!"

"Iya? Apaan dah, tinggal ngomong aja susah banget."

"Tidak sopan sekali kamu! Dari mana saja kamu pergi sejak siang dan pulang tengah malam begini? kelayapan saja ya kerjaan kamu ini?"

"Awas saja bakal saya laporin ke Nenek kamu itu kalau anak kecil yang mau dia berikan tanggung jawab memegang perusahaan itu benar-benar tidak pantas. Lihat saja kamu."

"Mulai lagi." Alfan memilih berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, mengabaikan sosok yang terus saja berbicara itu.

Tidak tahu saja dia, kalau dirinya baru pulang dari acara ulang tahun Erin. Acara yang sekalian membahas tentang hal yang sedang coba dia bicarakan sekarang. Kalau tidak penting memang tidak akan dapat undangan sih.

SECRET 5TORY USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang