04 - ZEDEKIA XANDER.

15 6 0
                                    

Kalau ada permasalahan kata,
Mohon koreksinya.

Siap mengarungi kisah
"Unknown Reason?"

Jangan lupa follow dan votenya.

Jangan lupa follow dan votenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04  – ZEDEKIA XANDER.

Tangan kanan menjulur guna meletakkan secangkir teh hangat. Matanya melirik kearah lelaki yang tengah serius meneliti berbagai berita di sebuah koran.

"Pa," Zed menyapa Darren – Papanya.

Darren tampak memperhatikan Zed dengan menaikkan salah satu alis, tak biasanya Zed akan menyapa atau memulai perbincangan lebih dulu.

"Aku mau ketemu Mama," pinta Zed.

Leher Darren tampak mengetat, urat berwarna hijau begitu menonjol di penglihatannya, ia meraih secangkir teh hangat lalu meminumnya, "tumben sekali?"

Zed tahu kalau Papanya akan mengorek informasi lebih dalam lagi, mengingat Zed tidak pernah mempunyai keinginan untuk menemui Mama kandungnya di hari sebelumnya.

"Aku hanya kangen Mama," ungkap Zed.

Darren menghela napas, sejujurnya ia tidak begitu menyukai ketika Zed membahas perihal Mama kandungnya. Tapi bagaimanapun juga,  Zed masih memiliki darah Kiara yang mengalir di dalam tubuh lelaki remaja itu.

"Kamu hanya mau menemui Mamamu?"

"Bukan hanya menemui, tapi Zed berniat menginap di rumah Mama," tuturnya,"aku kangen pelukan Mama," lanjut Zed pelan.

Darren meletakkan koran ke atas meja dengan serampangan, Zed menatap Papanya berharap.

"Terserahmu," decak Darren ketika pandangan Zed penuh harap padanya.

Antusias seseorang memasukkan potongan baju pada ransel hitam adalah pekerjaan Zed saat ini. Di dalam kamar bewarna monokrom, pancaran netranya selalu berbinar menunjukkan kebahagiaan.

Akhirnya setelah sekian lama ia terkurung dalam sangkar besi, ia bisa menemui Mamanya.

Ia meraih sebuah kertas berisi list yang akan ia lakukan di rumah Kiara. Zed tersenyum, kalau di rumah Kiara dirinya bisa bebas tanpa harus belajar terus menerus.

"Seandainya Mama masih di sini, pasti rumah bakalan ramai," Zed menyentuh bingkai foto berisi potretan Darren, Kiara dan Zed. Itu adalah foto keluarga pada tiga tahun silam.

Binar Zed yang tadi di tunjukkan langsung sirna ketika bayang - bayang keluargannya masih hangat dahulu.

Zed kecil selalu merasakan kasih sayang yang cukup dari Darren maupun Kiara, tapi semenjak mereka berdua memutuskan untuk tidak bersama lagi, kasih sayang tidak lagi ia dapatkan. Hanya kesendirian yang selalu menemani bersama setumpukan buku.

Unknown ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang