Jungkook POV
Langit begitu gelap tatkala aku menginjakkan kaki kembali di Seoul setelah satu bulan lamanya. Harus ku maklumi karna ini sudah hampir tengah malam, tapi aneh saja rasanya tak ada satupun bintang di atas sana. Ah, mungkin karna ini musim penghujan.
Sepanjang perjalanan aku tertidur lelap akibat jetlag, membiarkan paman Hoseok yang mengemudi disampingku ditemani alunan musik dari radio sendirian. Ada sedikit rasa bersalah tapi tubuhku benar-benar tak bisa diajak kompromi terlebih perjalanan dari bandara ke rumah begitu memakan waktu.
"Terimkasih paman"
Aku mengeluarkan koperku dari bagasi mobil paman Hoseok, membungkuk sebentar sebagai tanda terimakasih lalu menunggunya hilang dari pandangan hingga berbelok di rumah yang persis berada di samping kanan rumahku. Paman itu... dia adalah tetanggaku sekarang.
Saat akan kuseret koperku menuju rumah pandanganku tak sengaja tercuri karena sebuah siluet seseorang di balkon atas. Seorang perempuan dengan pakaian hangat tampak tersenyum menatapku dari atas sana. Sepertinya dia melihatku sejak menuruni mobil tadi.
"Eomma!!!"
Tanganku melambai semangat di udara dan tanpa menunggu lama aku berlari masuk ke dalam rumah, membiarkan koperku tergeletak begitu saja di ruang tamu yang berukuran lima kali lima meter persegi. Biarlah toh tidak ada barang penting yang begitu terburu untuk dipakai, aku akan merapikannya besok. Kaki ku menaiki tangga kayu tak sabaran, memutar knop pintu hingga pembatas itu terbuka dan membiarkanku melihat sosok perempuan yang begitu kurindukan satu bulan ini.
"aku sangat merindukan eomma"
Kupeluk erat tubuhnya yang kian hari makin kurus tapi tetap hangat rasanya. Sungguh aku sudah memarahinya untuk makan banyak karena uang kiriman Jihoon yang berlimpah tapi eomma sungguh bebal dan hanya makan kimchi saja setiap hari.
"Bagaimana keadaan Jihoon?"
"Anak perempuan eomma ada disini sekarang, kenapa harus menanyakan anak laki-laki itu"
Eomma tampak tertawa mendengar aku merajuk, katanya memuakkan, tapi kan aku memang seimut itu ketika merajuk. Astaga Kim Jungkook memang narsis.
"Jadi bagaimana keadaan anak laki-laki eomma?"
"Tentu saja dia semakin gendut, kakak ipar tak pernah telat memasak sekalipun"
"Pasti cucu eomma juga begitu"
"Hu'um"
Kami terkikik membahas banyak hal terkait Jihoon dan anak-anaknya. Bagaimanapun juga Jihoon yang tidak pernah pulang selama sepuluh tahun terakhir membuat eomma diam-diam selalu memikirkannya. Maka dari itu aku maklum saja ketika eomma memberi perhatian lebih pada Jihoon.
"Hari ini eomma tidur denganku ya? Aku rindu sekali tidur dengan eomma"
"Baiklah dan akan eomma pastikan besok kau bangun pagi sekali karna memang kita harus berangkat pagi-pagi"
Bukannya aku terlalu manja di usiaku yang bahkan hampir dua puluh delapan ini. Semenjak kami hidup berdua mau tidak mau kami harus saling mengandalkan. Tidak bisa sepenuhnya juga bergantung pada paman Hoseok meski dia tinggal di sebelah rumah. Karena kami... sudah bukan siapa-siapa meski paman bersikeras tetap menjaga.
Malam ini kulalui dengan berbagi cerita kembali dengan eomma sebelum akhirnya terlelap ke alam mimpi. Hari esok mungkin akan menjadi kisah baruku setelah kembali dari Paris, maka akupun harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
YOU ARE READING
[TAEKOOK] BLIND
FanfictionSemua yang aku lihat dan aku alami selama ini bukanlah sebuah kenyataan. Ini semua hanya kebohongan yang berhasil disembunyikan oleh mereka yang aku percayai selama ini. Kenapa mereka melakukan semua ini? Satu fakta yang aku benci adalah... Kenapa...