34

507 57 4
                                    

•°•Next Story•°•







"Akhh...ap-apa maksudmu.? Aku tidak pernah menyerang anak itu. Aku bahkan baru tahu jika Nakashima Ahira punya seorang anak." Bantah Kazuma karena ia merasa tidak pernah menyuruh bawahannya untuk menyerang Hinata.

"Tidak usah mengelak, aku sudah mencari tahu jika orang-orang yang dulu menyerang Master adalah bawahanmu. Aku juga punya bukti yang mengatakan jika saat bawahanmu menemukan pemimpin Nakashima Group yang baru maka langsung habisi tanpa menunggu perintah lagi." Sahut Reki membantah pembelaan dari Kazuma. Seketika Kazuma teringat jika ia memang pernah memberi perintah seperti itu pada bawahannya. Kazuma mengira jika perusahaan tersebut di pegang oleh orang kepercayaan Ahira setelah meninggal.

"Atau jangan-jangan kau lupa dengan perintahmu sendiri." Sahut Izana menerka isi pikiran Kazuma yang membuat ekspresi terkejut di wajahnya.

"Oh astaga, aku kira kau belum terlalu tua untuk melupakan hal penting seperti itu." Sahut Ichiba ikut menghina Kazuma. Anggota devisi lain sedikit tertawa mendengar ucapan Ichiba barusan.

"Oh atau jangan-jangan dia juga lupa kelompok mana yang sedang dia hadapi saat ini." Seru Ryota dengan di akhiri seringai menyeramkan di wajah tampannya. Semua anggota devisi seketika ikut berseringai setelah mendengar ucapan Ryota.

Kazuma yang melihat itu bahkan mulai ketakutan dan berkeringat dingin. Bagaimana mungkin dia bisa lupa dengan kelompok yang sangat terkenal dengan kekejamannya itu. Kelompok mereka bahkan tidak ragu untuk memotong anggota tubuh atau bahkan mengambil organ dalam dari musuhnya dalam keadaan sadar.

"Cukup. Mau kau ingat atau tidak, bahkan sekalipun kau memang tidak menyuruh bawahanmu untuk menyerangku itu bukan masalah untukku. Lagipula namamu sudah masuk dalam Black List kelompok kami, jadi sudah di pastikan kau akan mati di tangan kelompok kami." Seru Hinata menyudahi pembicaraan antara anggota devisinya.

"Bukankah kau sendiri yang bilang kalau kelompok terkuat lah yang akan menang." Imbuh Sakusa pada perkataan Hinata.

"Baiklah mari kita lanjutkan acara bersenang-senang kita yang tertunda." Pekik Hanaki mulai berjalan mendekat ke tempat Hinata dan Sakusa.

"Master, bolehkah aku minta beberapa jari miliknya. Ikan Piranha milikku sedang kelaparan di rumah." Ucap Hanaki di samping Hinata dan Sakusa dengan menatap tajam ke arah Kazuma sambil menampilkan seringai di wajahnya.

"Tentu Hanaki-san." Jawab Hinata dengan santainya.

"Ambil semua jarinya pun tidak apa-apa Hanaki-san." Sahut Sakusa ikut menjawab.

"Wah senangnya, ikan Piranha ku pasti bakalan kenyang nanti. Terima kasih Master." Seru Hanaki dengan membuat ekspresi senang namun alih-alih menyeramkan untuk Kazuma. Tentu saja Hanaki dengan sengaja menakuti Kazuma akan memberikan jarinya pada ikan walaupun sebenarnya Hanaki tidak memelihara ikan Piranha.

Hanaki lalu berjalan mendekati Kazuma  dengan membawa sebuah katana kecil di tangannya yang sempat ia bawa sebelum masuk ke ruangan tersebut. Diseretnya meja di depan Hinata dan diletakan tepat di depan Kazuma.

"Oi Ken, mau bantu aku pegang tangannya gak, takutnya nanti malah meleset terus kena lehernya." Ucap Hanaki setelah menempatkan meja tadi di depan Kazuma. Ryota yang di ajak pun dengan senang hati membantu Hanaki.

"Kalau kau meleset berarti kau gak jago. Biar aku aja yang potong kau yang pegang." Usul Ryota sambil mendekat ke arah dua orang di depannya karena Ryota juga ingin melakukan hal yang sama seperti Hanaki.

SakuHina [ Young Boss ] --End--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang