Sesampainya di UKS, Karina langsung dibaringkan di bangsal dan Yuqi yang saat itu sedang bertugas dengan sigap mengambilkan minyak kayu putih dan mengoleskannya ke kening Karina.
"Thanks ya kak" kata Winter pada Mingi yang sudah berbaik hati menggendong Karina
Mingi mengangguk "santai, Karina juga kan temen gue"
"Eh Min, boleh mintol nggak? Beliin bubur di kantin, kayaknya nih orang belum makan dari kemarin"
Mata Winter membola "Serius kak? Kok bisa sampai nggak makan?"
Yuqi menaikkan bahunya tak tau, dia hanya mengatakannya karena melihat dari pudarnya bibir Karina dan tidak ada tanda-tanda gadis ini baru selesai lari maraton atau olahraga maka sudah pasti dia lemas karena belum makan bukan karena kelelahan.
"Yaudah, kalau gitu gue beliin dulu"
Winter memegang tangan Mingi yang hendak pergi "Eh ini pake uang aku aja kak"
"Nggak usah, pake uang gue aja"
"Aah gitu? Makasih ya kak"
Winter mengucap takjub dalam hati, bagaimana bisa ada cowok sebaik ini?
"Kak Yuq, Kak Mingi nya bisa dituker tambah nggak ya? Pengen punya satu yang kayak dia di kelas gue"
Yuqi tertawa, perkataan seperti ini bukan lagi satu atau dua kali dia dengar tapi sudah terlalu sering
"Mana bisa Win, kami cuma punya satu, kalau dia buat Winter lah terus buat kami siapa?"
"Yaaahh, gue sewa aja gimana? Perjam?" Winter mengedip-ngedipkan matanya mencoba membujuk Yuqi
"Lo bayar berapapun gue nggak akan biarin Mingi buat lo"
Winter mendelik, menoleh sebal pada Karina yang ternyata sudah bangun
"Kenapa bangun? Nggak pingsan aja terus sekalian?" sinis Winter yang hanya ditanggapi Karina dengan senyum kecil
"Jangan gitu atuh Win, kasian ini Rina pucet banget mukanya"
Yuqi membantu Karina untuk duduk, walaupun masih dengan muka sepat yang tak ikhlas Winter tetap membantu
"Kalau gitu gue tinggal dulu ya Rin, lo belum makan kan? Bentar lagi Mingi bawain makanan buat lo"
Karina mengangguk, setelah pamit Yuqi meninggalkan mereka
"Sekarang jawab gue, bener lo mau pergi ke Belanda?" tuntut Winter setelah Yuqi menghilang di balik pintu
"Iya, gue pengen dapetin beasiswa"
mendengar itu Winter langsung meraung keras
"TERUS GIMANA SAMA GUE? MASA GUE DITINGGAL? KAN JANJINYA KITA BAKAL SATU KULIAH BARENG"
"Ya lo nyusul aja ke Belanda"
"HUAAAAA BAHASA ENGGRES AJA GUE NGGAK BISA, GIMANA KE BELANDANYA"
Karina tertawa kecil, padahal setitik air mata pun tak ada yang keluar dari mata Winter tapi dia meraung seolah-olah sedang benar-benar menangis
"Kenapa harus Belanda sih? Jujur lo pergi karena pengen jauhin Jeno kan? Ngaku nggak??"
"Nggak, ini tuh pure gue mau ngejar mimpi gue aja"
"Lo pikir gue percaya? Ngaku aja kali kalau sebenarnya tuh lo udah suka sama Jeno, iya kan?"
Karina tidak akan kaget lagi kalau Winter tau, sudah dia bilang kan kalau tidak ada yang bisa dia sembunyikan dari sahabatnya ini?
"Kalaupun gue suka sama dia emangnya bakal ngaruh apa? Toh dia udah punya cewek lain"
"Tapi lo kan cewek kuat"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING✓
FanfictionSemua orang punya Relationship nya masing-masing, tak semua punya Good Relationship ada juga yang disebut Toxic Relationship. Dimata orang hubungan yang dijalaninya disebut sebagai Toxic Relationship, tapi bukankah hubungan itu bisa dikatakan Toxic...