¥21: Our Feeling

944 102 0
                                    

Haechan, Jaemin, Renjun dan Jeno nongkrong di tempat biasa selama ini mereka menghabiskan waktu, rumah Renjun, selain karena rumahnya Renjun aesthetic dan penuh dengan tanaman hijau yang menyegarkan mata, Bunda Renjun adalah ibu yang paling baik diantara ibu-ibu mereka, Bunda begitu mereka sering memanggilnya juga rajin memasak, setiap hari pasti ada saja makanan yang akan dia suguhkan untuk mereka, kemarin Brownies, dua hari yang lalu bolu, dan sekarang donat berbagai rasa.

Kalau kata Haechan, rumah Renjun sudah seperti toko roti bagi mereka tapi yang versi gratis plus bisa rebahan santai dimana aja.

Kali ini sebenarnya Jeno tak diundang, tapi dia dengan mandiri datang sendiri dan nggak peduli tatapan sinis Haechan dan Jaemin. Dia kelewat bodo amat. Dengan santai doi rebahan di sofa ruang tamu Renjun sambil main hp, sementara Jaemin, Haechan dan Renjun lesehan di karpet, Haechan dan Renjun main PS dan Jaemin scrolling IG dengan random.

Jaemin tiba-tiba terkekeh kecil, mematikan ponselnya lalu meletakkan asal di dekat pahanya

"Jeno, gue mau ngomong serius sama lo" katanya setelah memutar badan menghadap Jeno, Haechan dan Renjun yang merasa akan ada hal yang menarik menekan tombol pause dan ikutan bersila sama-sama menghadap Jeno

"Lo, bener-bener nggak ada rasa sama Karina?"

Jeno menaikkan sebelah alisnya "Napa?"

"Gue nggak yakin selama 1 tahun lo berdua pacaran nggak ada sama sekali sedikitpun perasaan buat dia" lanjut Jaemin

Haechan menopang dagu penasaran kemana arah pembicaraan ini

"Kenapa gue harus punya perasaan sama dia?"

"Karena lo cowok normal, kalau seandainya dek Winter nggak dilahirkan ke dunia ini mungkin gue bakal naksir Karina, secara dia cantik, pinter, baik lagi"

"Jadi apa yang pengen lo ngomongin?" tanya Renjun mewakili Jeno menghentikan basa basi Jaemin yang malah melantur kemana-mana

"Disini gue cuma pengen ngorek isi hati nih orang aja. Gue udah kenal dia dari kecil, gue tau gimana dia kalau lagi naksir sama cewek dan gue yakin seratus persen dia nggak naksir Heejin sedikitpun"

"Yakin banget lo?" Sahut Haechan, sedikit meragukan

"Gue yakin seratus persen! Gue udah liat gimana dia bersikap ke Heejin, dan itu bukan sikap Jeno yang lagi jatuh cinta, sejauh yang gue kenal"

"Emang gimana sikap dia kalau jatuh cinta?" Lanjut Haechan, kalau menunggu Jeno yang bertanya lebih baik mereka bubar saja

"Inget kakak kelas kita waktu SMP yang cantik banget itu?"

"Yang anaknya pak kepala sekolah?" Tebak Renjun dan diangguki Jaemin

"bener, lo semua mungkin nggak tau tapi Jeno naksir dia selama 2 tahun sebelum tuh cewek lulus dan pindah ke luar negeri"

Haechan dan Renjun serentak membulatkan mata "demi apa lo? Kok gue nggak tau?" Tanya Haechan menatap Jeno minta penjelasan

"Gue juga nggak bakal tau kalau nggak merhatiin gerak gerik dia, dan kalian tau sikap dia yang biasa atau lagi jatuh cinta hampir nggak keliatan bedanya kalau nggak diperhatiin baik-baik"

Jeno menggaruk pangkal hidungnya, dia bahkan tidak membantah ucapan Jaemin dan seolah membenarkan semua ucapannya

"Terus gimana caranya lo tau?"

"Dia jadi manja dan sering natep cewek itu tajam"

"Ha? Emangnya ada orang yang suka sama cewek tapi malah ditatap tajem gitu?"

"Ada, ini orangnya" dengan baik hati Jaemin menunjuk Jeno

"Gue udah analisis ini selama satu tahun terakhir dan baru dapet kesimpulan kemarin. Di bulan pertama dia dan Karina pacaran, dia belum nunjukin rasa suka, sikapnya masih biasa aja, sering nggak notice kalau Karina ada di dekat dia, dan dia masih jarang makan"

NEVER ENDING✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang