Karina tak tau harus bagaimana menjelaskan perasaannya sekarang. Disisi lain hatinya melambung tinggi karena ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan, tapi disisi lain lagi mendadak perasaan cemas datang menyergap, bagaimana dengan rencana yang sudah dia susun?
Saat melihat Jeno begini, rasanya Karina jadi tidak bisa pergi ke luar negeri dengan tenang, bagaimana dengan hubungan mereka nantinya?
"Tapi keputusan gue udah bulat Jen, semuanya juga udah diatur dan tinggal nunggu waktu buat gue pergi ke Belanda"
Jeno yang masih betah dengan posisinya, read: memeluk pinggang Karina mengangguk
"Gue tau, gue cuma nggak mau lo pergi gitu aja ninggalin gue"
"Tapi kita bakal pisah"
"It's okay, gue bakal nungguin lo disini, kalau nanti ada kesempatan gue yang akan dateng nyamperin lo kesana, lo masih bisa nyuruh gue makan lewat telfon atau Video Call"
"Lo yakin bakal bisa LDR an?" bukannya Karina meragukan Jeno tapi apapun bisa terjadi, kalau bukan Jeno siapa tau dia yang akan berhianat nantinya
Jeno menjauhkan kepalanya tapi tetap memeluk pinggang Karina
"Gue bisa, lo jangan ngeraguin gue, malah lo yang harus hati-hati, disana lo bakal bareng mantan lo itu kan?"
Karina tersenyum kecil, tangannya bergerak mengelus rambut Jeno
"Gue akan hati-hati, tapi takdir kita nggak tau"
Mata Jeno menyipit tajam "maksudnya bisa aja lo nanti bakal selingkuh?"
Karina menaikkan bahunya acuh "Lo aja bisa ngeduain gue sama temen gue sendiri"
"Aku bakal nyelesaiin semua masalahku sama Heejin"
"Ciaaahh aku kamu nih sekarang" goda Karina, mendengar Jeno aku-kamu begini rasanya sedikit menggelitik
"Aku serius, kamu nggak akan pernah lepas dari aku apapun yang terjadi" tekan Jeno menatap mata Karina tajam
Karina tersenyum senang, kepalanya mengangguk setuju, dia pun sama tak akan pernah melepaskan Jeno apapun yang terjadi.
"Yaampun, udah sembuh lo Rin?"
Dengan cepat Karina melepaskan tangan Jeno dan segera menjauhinya
"Eh Mingi, udah lama lo?"
Rasanya canggung karena kedapatan berduaan dengan Jeno begini membuat Karina salting, sedangkan Jeno terlihat biasa saja
Mingi mendekati Karina dan menyerahkan bungkusan plastik "Gue bawain makanan buat lo"
"thanks Min, jadi ngerepotin"
"Udah biasa direpotin sama lo, kalau gitu gue duluan ya, lanjutin aja berduannya" kata Mingi mengelus rambut puncak kepala Karina
Karina memukul bahu Mingi pelan "apa sih Min"
Mingi hanya balas tersenyum, lalu kembali berbalik keluar
Ketika Karina kembali menoleh pada Jeno, raut wajah laki-laki itu sudah berubah sepat
"Kenapa?"
Jeno tak menjawab, malah mengalihkan tatapannya ke arah lain
"Kenapa sih Jen? Gue ada salah?"
"Ngapain lo terima makanan dari dia? Pake elus-elus kepala segala lagi, centil banget sih jadi cewek"
Karina menghela nafas, sifat Jeno yang lama telah kembali
"Jen, ini sekarang lo lagi cemburu atau apa nih?"
"Menurut lo?"
"Ini kita baru baikan lagi lho, lo yakin mau nyari ribut sekarang? Jangan lupa ya Jen lo ini masih jadi pacarnya Heejin dan kita belum balikan resmi"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING✓
FanficSemua orang punya Relationship nya masing-masing, tak semua punya Good Relationship ada juga yang disebut Toxic Relationship. Dimata orang hubungan yang dijalaninya disebut sebagai Toxic Relationship, tapi bukankah hubungan itu bisa dikatakan Toxic...