Chapter 3 - Show time.

605 120 16
                                    

tiga bulan berlalu dan hari-hari Yohan hanya diisi oleh latihan. si pelatih pun menikmati kegiatan pelatihan, lantaran Yohan bisa dengan mudah meniru gerakan-gerakan sulit yang ia ajarkan. Yohan sendiri terlihat siap dengan ambisinya untuk memenangkan pertandingan, padahal biasanya para pelatih harus memberi alasan pada murid-murid mereka agar bisa menang atau bangkit dari kekalahan.

"Sudah cukup latihan kali ini." Si pelatih mengakhiri pertandingan setelah Yohan lagi-lagi memenangkan sparring melawan anggota GYM lain.

"Besok sudah acara, kau beristirahatlah." mendengar hal itu Yohan langsung turun menghampiri Akuji yang sejak awal menonton. hubungan mereka membaik sejak Akuji tak lagi bisa bertarung. pria itu bahkan masih sempat memberi selamat di hari dimana posisinya digantikan.

"Semakin hari kau semakin hebat saja." puji Akuji sembari mengulurkan minuman dingin, yang langsung di terima oleh Yohan.

"Aku masih kesulitan menerima pukulan."

"Kalau begitu jangan sampai terpukul." Akuji membalas dengan mudah. ia juga merampas botol air di tangan Yohan dan meminumnya. meninggalkan pria yang kelelahan menatap kesal pada pria yang duduk di sampingnya.

"Mudah kalau cuma bicara." balasan kesal Yohan justru membuat Akuji tertawa. semua orang tahu bahwa menikmati kekesalan orang lain adalah hobi utamanya.

karena itu juga, Yohan kadang sengaja marah. setidaknya dengan begini perlahan rasa bersalah dalam dadanya juga akan sirna.

"Saat perlombaan nanti, akan ada orang yang menggunakan trik provokasi." Akuji melanjutkan kalimatnya sembari menarik kedua kaki Yohan untuk lurus demi menghindari kram. "Saat kau terpancing, seranganmu bergerak mengikuti amarah. kemungkinan kau hanya peduli untuk memukul, dan dalam keadaan ini secara tak sadar kau akan melakukan pelanggaran, sedangkan musuh akan mendapat keuntungan dengan serangan berpoin tinggi."

Yohan terkesan. Akuji benar-benar nampak berpengalaman. "Kau pernah?"

"Aku mendengarnya beberapa kali. namun tidak pernah ada yang berhasil."

"Siapa yang kau maksud tidak pernah berhasil?" Yohan bertanya dengan raut bingung yang ketara. menggemaskan sekali bagi Akuji yang memandangnya.

"Selama ini Akuji belum pernah terprovokasi." sang pelatih ikut masuk dalam percakapan, "Itu kenapa dia sangat sulit dikalahkan." tambahnya, tak memperdulikan wajah Yohan yang terkejut mendapati ia yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

'Pelatih.. langkah kakinya saja aku tidak dengar..' pikir Yohan terperangah.

"Tapi faktor kedua juga ada karena dia adalah muridku." sombongnya.

"Aku akan melawanmu lain kali. dan saat itu, aku takkan kalah." Akuji menatap tenang pada si pelatih yang melenggang pergi. pria angkuh itu bahkan berpura-pura tuli.

Akuji sulit di provokasi, karena ia tak punya sesuatu untuk diperjuangkan selain menang dari si pelatih. itupun bukan obsesi. lagipula, keluarga saja Akuji tidak punya, lalu mereka mau memprovokasi bagian mana?

Akuji mengembalikan botol yang tadi sempat ia rebut dari Yohan, lalu mengacak-acak surai si pria berambut panjang. "Beristirahatlah. besok sudah waktunya kau tampil."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang