Chapter 13 - Disaster.

625 82 8
                                    

tempat dimana bilik-bilik berjejer rapi yang selalu terisi oleh bau obat-obatan, juga orang-orang berpakaian serba putih yang pergi kesana kemari menuruti kesibukan, menjadi pertanda penting bahwa mereka sudah harus berhenti menciptakan keributan.

namun Akuji yang hampir kehilangan kesadaran dan terus meracau diatas punggung Yohan. membuat Yohan tak peduli bahkan jika tempat ini melarang adanya keributan.

"Tolong! temanku kehilangan banyak darah!" teriak Yohan, berusaha menarik perhatian.

"Tuan tolong jangan menyebabkan keributan, pasien silahkan diletakkan di sini." dua orang pria berpakaian serba putih, datang menghampiri dengan sebuah kasur dorong di tangan mereka. Yohan pun mengangguk dan segera menidurkan Akuji diatas sana.

"Yah.. kenapa aku diturunkan? aku masih mau naik sapi!" Akuji merengek sembari berusaha menggapai Yohan seperti anak kecil yang hampir menangis.

sedang si pria yang berusaha digapai, hanya mampu memaki dalam hati. 'Si bangsat ini memanggilku sapi!?'

beruntungnya Akuji yang berusaha meraih Yohan bisa segera ditahan oleh para petugas, dan Akuji hanya bisa meracaukan protes karena benar-benar lemas. pun setelah Akuji dilepas, Yohan hanya bisa menunggu dengan tatapan khawatir terhadap Akuji yang menghilang bersama para petugas.

'Semoga tidak parah.'

menit-menit berlalu dengan cukup menegangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

menit-menit berlalu dengan cukup menegangkan. berkali-kali iris coklat kehitaman itu melikir ke arah jam di dinding sembari mempertanyakan kenapa waktu berjalan begitu lamban. pun setelah akhirnya pintu terbuka, Yohan segera bangkit menghampiri satu-satunya dokter diantara mereka.

"Bagaimana?"

"Apa anda keluarga pasien bernama Akuji?"

"B-bukan.. tap- tapi kami sempat tinggal bersama sebagai keluarga selama hampir tiga tahun!" Yohan menjelaskan dengan panik hingga agak terbata, seolah khawatir mereka akan memaksanya menghubungi pihak keluarga—dimana hanya Pelatih-lah yang tersisa.

"Bagaimana dengan orang tua?"

"Seingatku, dia bilang dia berasal dari panti asuhan."

"Apa pihak panti bisa dihubungi?"

"Aku benar-benar tidak tahu dari mana dia berasal, Pak! bisa kau katakan saja ada apa dengannya!?" Yohan yang tak lagi bisa bersabar berkahir meledakkan amarahnya tanpa sengaja.

dokter paruh baya itu pun nampak menghela nafas panjang sebelum ia membawa Yohan ke ruangannya. disana, sang dokter menunjukkan hasil X-ray dari tulang lengan Akuji yang terluka. "Pergelangan tangan sampai ujung tulang lengannya hancur menjadi partikel-partikel kecil. mustahil bagi kami untuk bisa memperbaikinya kembali, jadi kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluaga untuk bisa melakukan amputasi."

Deg.

untuk beberapa saat Yohan berpikir bahwa jantungnya telah berhenti. hatinya pun nyeri, rasanya seolah ditikam oleh ribuan belati. Yohan tak mampu mempercayai apapun yang didengarnya saat ini. meski sebenarnya malah aneh jika lengan Akuji masih baik-baik saja setelah dihantam barbel seberat 30 kilogram seperti yang dilihatnya dalam video tadi.

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang