Alternative ending - if you had a choice.

1.2K 123 35
                                    

bagaimana jika, setelah sepuluh tahun penantiannya di penjara, Akuji keluar begitu saja? tanpa memberitahu siapapun bahwa hukumannya mendapatkan keringanan sebanyak lima tahun karena usianya? bagaimana jika, seseorang yang berada dalam kubur bukanlah Akuji? namun seseorang yang telah mengorbankan matanya agar Akuji bisa memberikan iris kelabu itu pada Yohan yang telah lama menanti?

setahun berlalu sejak Akuji dikabarkan mati. pun Yohan mengunjungi makam itu setiap hari, dan Akuji sering melihatnya sendiri. melihatnya menangis tanpa mengetahui bahwa Akuji-nya sangat dekat di sini. Akuji sampai benar-benar harus menahan dorongan untuk datang dan memeluknya hingga setengah mati. namun Akuji senang setidaknya Yohan sudah bisa memandang langit yang sama lagi. langit yang juga selalu ia pandangi.

"Yohan sekarang sudah dua puluh delapan tahun ya? cantiknya.." Akuji memuji pada tiap-tiap lembaran foto yang ditangkapnya beberapa hari belakangan. memang rasanya salah dan sangat tak sopan, namun Akuji juga sangat tersiksa karena harus hidup tanpa Yohan.

meski begitu Akuji tak bisa kembali. Yohan sudah terlanjur tahu kalau dia sudah mati, kembali pun hanya akan membuatnya semakin dibenci. seumur hidupnya, Akuji sudah merasakan bagaimana beratnya hidup dalam dunia yang mempunyai norma. dibenci dan dihina, hanya karena ia menyukai seorang pria. Akuji bahkan sempat takut untuk menyukai pria lain setelah Jisung-mengingat bagaimana pria menggemaskan itu mati ditangan ayahnya.

dan Akuji hanya tak ingin Yohan mengalami hal yang sama. Yohan tahu masa lalunya saja Akuji tak mau sebenarnya.

"Ugh.." Akuji menekan perutnya yang bergemuruh lapar, "Memikirkan ini semua membuatku lapar." eluhnya.

"Sekali-sekali beli makan di tempat kerja Yohan tidak apa-apa 'kan?" monolognya. diraihnya sebuah Hoodie hitam dengan sebuah masker yang berwarna sama. toh penyamarannya tak hanya itu saja, rambut Akuji juga sudah tak lagi hitam seperti sebelumnya. warna coklat yang persis milik Yohan kini mendominasi kepalanya, dan alisnya pun sama. setidaknya dengan begini Yohan takkan mencurigainya.

Kring

begitu Akuji mendorong pintunya terbuka, seluruh pandang mata berpusat padanya. meski hanya sesaat Akuji sangat tak menyukainya. ia merapikan maskernya, sebelum kemudian pergi ke tempat kasir berada.

"Silahkan, mau pesan apa?" wanita kasir itu bertanya ramah. dan Akuji mulai menyebutkan pesanannya. "Makan di sini atau bawa pulang?"

'Yohan tidak ada ya? apa di ruangannya?' pikir Akuji setelah sedikit mencari di persekitaran. ia kemudian menatap si kasir dengan senyum bulan sabit yang menawan, "Bawa pulang saja."

sejak usianya menginjak dua puluh tiga tahun, sebuah cabang dari restoran terkenal sudah berada dibawah pengelolaan Seong Yohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sejak usianya menginjak dua puluh tiga tahun, sebuah cabang dari restoran terkenal sudah berada dibawah pengelolaan Seong Yohan. pria itu kini bekerja sebagai manager dengan gaji yang cukup menjanjikan. meski begitu Yohan jarang sekali diam di ruangan, ia selalu maju untuk membantu para karyawan. juga membimbing mereka dengan penuh wibawa, tak ayal ia selalu digemari banyak wanita.

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang