Chapter 14 - Abandoned.

668 93 22
                                    

Yohan tak pernah berubah. langkahnya selalu tergesa, seolah tengah dikejar-kejar oleh sesuatu yang tak dapat dilihat secara kasat mata. dengan tas Akuji di punggungnya, Yohan berlarian masuk kedalam kereta. ia duduk di salah satu kursi, kakinya pun bergerak gelisah seolah tak bisa santai sama sekali. ponsel Akuji ditangannya pun ia cek berkali-kali. berusaha mencocokkan GPS di ponselnya dengan alamat panti asuhan yang ditulis Akuji.

namun entah Yohan sudah mengerjap berapa kali, pandangannya yang kabur nampak enggan kembali.

"Apa yang harus kulakukan.."

"Kau harus berhenti melakukan itu mulai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau harus berhenti melakukan itu mulai sekarang." Akuji hanya diam menatap si perawat, tak sekalipun mengindahkan segala sesuatu yang ia ucapkan dan menganggapnya seolah angin lewat.

Akuji yang saat ini lebih mirip dengan mayat hidup ketimbang manusia. wajahnya selalu pucat dengan iris kelabu yang memandang kosong nan tanpa gairah. tubuhnya pun mulai mengering seolah semesta telah merenggut raga yang dulunya selalu bertenaga, hanya dalam waktu dua minggu dalam penjara.

"Kapan pengadilan akan mulai mengurus kasusmu?"

"Aku tidak tahu." Akuji menjawab seadanya saja. begitu santai hingga mengejutkan perawatnya.

"Kau bercanda 'kan?"

Akuji tertawa sarkas menanggapi, "Aku tak pernah melempar candaan garing."

"Kau-"

Akuji melenggang begitu saja, tak tau harus menjawab bagaimana. lantaran wanita perawat itu adalah teman dekatnya. mereka banyak bicara selagi Akuji masih berkubang dalam neraka yang Pelatih ciptakan di rumah. dan wanita ini, hampir tahu setiap detail yang terjadi. karena sebelum Yohan datang ke kehidupan Akuji, Akuji hanya punya wanita ini.

namun keadaannya kali ini berbeda, mereka tak lagi bertemu sebagai kawan lama. melainkan seorang kriminal yang berusaha bunuh diri dalam selnya, dengan sosok perawat muda yang memiliki kewajiban untuk menanganinya.

"Kau mau kemana?" wanita itu menarik lengan Akuji, pria yang biasanya sulit dihentikan itu kini benar-benar berhenti. padahal si perawat yang menariknya pun tidak sampai berdiri. "Tinggallah sebentar, kita bicara."

"Salam-salamnya nanti di kuburanku saja. aku sedang tak ingin mendengar apa-apa."

"Akuji, aku tahu kau tak bersalah-"

"Aku bersalah." Akuji segera memotong kalimat si wanita, "Apa perilakuku yang sampai membuat makhluk lain menderita cacat seumur hidup ini bisa dibenarkan menurutmu?"

si perawat hanya mampu diam dengan sejuta perasaan yang membuncah dalam dada. Akujinya yang selalu ceria, kini menatapnya dalam dengan kalimat-kalimat sarkas yang terus memojokkannya.

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang