Chapter 15 - Done trying.

1K 112 38
                                    

"Seharusnya kau tidak datang." suara dingin nan menusuk itu menunjuk telak pada wajah Yohan yang menunduk.

keadaan berubah mencekam begitu mereka meninggalkan pengadilan, Akuji yang sekarang nampak begitu mengerikan karena inilah kali pertamanya meluapkan kekesalannya pada Seong Yohan. pria penyabar itu telah hilang bersama amarahnya yang meledak-ledak setelah ditahan sepanjang waktu pengadilan.

"Seharusnya tak ada yang datang." parau dan menyakitkan, Akuji hanya diam disana dengan pandangan yang tertunduk dalam. namun orang-orang disekelilingnya pun mampu merasakan kekecewaan juga amarah yang terselip dalam tiap kalimat yang ia lontarkan.

"Akuu-"

"Tutup mulutmu Seong Yohan."

Yohan langsung tersentak karena terkejut akan nada suara Akuji yang meninggi. seolah benar-benar marah pada Yohan yang berdiri berhadapan tak jauh dari Akuji.

"Kau sudah kuperingatkan 'kan untuk tak mengacaukan apapun yang akan kudapat hari ini!?" Akuji mengarahkan amarahnya pada si perawat yang juga ikut muncul hari ini, "Kenapa kau tak menghentikan si bodoh ini untuk datang kemari!?"

"A-aku minta maaf.. Akuji.. aku-"

"Akuji, tidak ( seharusnya ) kau ( bersikap ) sekasar ini ( pada seorang ) wanita." itu Wonseok, si perkasa yang langsung menarik si perawat yang menangis bersembunyi kebelakang tubuhnya.

benar, Janghyun dan seluruh hostel juga ada. kakak perawat yang menanganinya kemarin juga hadir bersama mereka. dan jangan lupakan soal Yohan dan Zin yang datang membawa bukti-bukti itu bersama mereka. bahkan teman-teman SMA Jaewon yang baru beberapa hari dikenalnya, turut hadir membela. seolah-olah mereka paham bahwa Akuji yang saat ini benar-benar membutuhkan dukungan dari mereka semua.

meski Akuji bereaksi dengan tak menyukainya.

"Ah, sudahlah! pergi saja kalian semua dari sini." Akuji akhirnya mulai mampu menenangkan diri. namun saat tak seorangpun dari mereka mau meninggalkan tempat ini, emosinya pun meluap lagi. "Apa yang kalian tunggu, keparat!? pergi dari sin-"

Plak!

"Memangnya siapa yang mengizinkanmu pergi dengan mengusir kami seperti ini!? kau bilang kau takkan membiarkanku membesarkan Yena seorang diri!" Janghyun tiba-tiba datang menampar Akuji. si tampan yang hanya beberapa senti lebih tinggi, akhirnya mampu melihat air mata yang menghiasi tiap-tiap iris mereka berkat tamparan yang Janghyun beri.

mereka semua sedih, mereka semua tak ingin hal yang buruk terjadi pada Akuji. namun yang dipedulikan justru bersikap tak acuh pada nyawa sendiri, akibat asumsi bodoh yang berkata bahwa tak ada orang yang benar-benar menginginkannya di dunia ini.

"Persetan dengan perasaanku padamu, Akuji. Aku akan jauh lebih senang jika kau menikahi pria ini dari pada mati." sentaknya sebelum kemudian dengan kasar ia mengusap air mata di wajahnya, lalu melenggang pergi bersama yang lainnya. meninggalkan Akuji dan Yohan berdua.

"Akuji.. aku benar-benar minta maaf.." suara tangis itu pecah seketika, Akuji diam dengan Yohan yang terisak pelan dalam pelukannya. tatapan pria itu lurus kebawah, namun tak pada apapun fokusnya berlabuh.

"Aku sangat-sangat menyesal atas segalanya.. maafkan aku, Akuji.." Yohan tak henti-hentinya meremas tubuh Akuji, seolah jika dilepaskan sebentar saja para polisi sial itu akan kembali merenggut pria tampan ini.

"Aku tak tau kalau kau ternyata familiar dengan kalimat seperti itu." Akuji pun perlahan menyerah pada dirinya sendiri. senyum cerah itu pun mati-matian mulai dipoles lagi. namun ketenangan yang biasa Yohan jumpai setiap kali melihat senyum Akuji, kali ini menolak untuk datang menyejukkan hati.

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang