gimana harinya teman-teman online bott?
bott boleh minta sesuatu gak? jangan lupa senyum ya hari ini^^
***
Dimana ada Thelos disitu ada Richie, kata mereka penggemar Thelos.
"WOI SINI-SINI LIAT GUE," ujar si paling humoris Raider Ajal namanya. Katanya dia pemilik senyum semanis madu winne the pooh yang saat ini melambai tangan mengintruksi teman-temannya yang duduk di bangku koridor agar menengok ke arahnya yang berdiri di lapangan tak jauh dari mereka.
"Lo tau, Cel, bagi gue lo itu kuali dan gue sutilnya. Lo tong sampah dan gue serok sampahnya. Lo sikat gigi dan gue pasta giginya. Kita diciptakan untuk saling melengkapi, Cel. Please terima cinta gue."
"Ya Tuhan sutil di bawa-bawa HAHAHAHA."
"Sikat gigi woi, tolong! HAHAHA."
"Bukan temen gue, HAHAHA."
"Temennya Richie Ergan, HAHAHA." Richie melirik tajam Sigit yang sibuk sendiri mentertawakan cara Raider menembak perempuan.
"Stop sekarang atau gue sodok kerongkongan lo pake gergaji." Sontak Sigit membekap mulutnya dengan segera.
"Ahh, payah lo ketua, gak bisa di ajak becanda!" desahnya kecewa.
"Mau becanda sana sama nenek lo," semprot Alister. Sigit mendengkus kesal. Sangat membosankan bergabung dengan sahabatnya yang irit bicara ini apalagi kalau Raider tidak bersamanya. Sigit merasa seperti dia sedang terjebak di dalam gua hantu.
"Woi, tembok neraka, itu Briyan ngapain?" tanya Sigit bertanya pada Richie dan Alister melihat Briyan tiba-tiba muncul menarik Raider yang memberontak ke arah mereka.
"Kambing bandot, lepasin gak gue! Celine belum jawab gue, anjing!" Selagi Raider terus di seret Richie berdiri di kompaki Alister dan Sigit menunggu Briyan berdiri di hadapan mereka.
"Sorry, Der, sekarang bukan waktu yang tepat buat lo nembak Celine," terang Briyan lalu lelaki itu beralih menatap Richie dengan pias.
"Markas kita di bakar dan anggota inti yang tinggal disana satu pun dari mereka gak selamat, Ric," ujar Briyan menunggu reaksi Richie. Lelaki itu mengepal kedua tangannya dan urat-urat di tangan itu tampak semakin jelas dengan wajah merah menahan marah serta sesak yang dirasakannya.
***
Liam menunggu salah satu anggotanya buka suara tetapi sejak 20 menit lalu ia datang semua orang tetap bungkam.
"Tujuh lima belas gerbang sekolah di tutup lo semua sengaja supaya gue terlambat?" sarkas Liam.
"Ngomong anjing! Apa gunanya kesini?!" bentak Liam menatap tajam mereka satu-persatu.
Dimas menyikut Arzan di sebelahnya. "Ngomong, Zan."
"Kok gue lembu?!"
"Jadi siapa kambing?"
"Elo, lah!" sambar Arzan. Dimas menginjak dengan kesal kaki sahabatnya itu lantas berdehem ragu-ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICHIEALLODIE
Teen FictionAllodie pernah menerima penolakan tragis saat sekolah menengah pertama dan ibunya yang gila harta meninggalkannya demi pria lain. Rasa sakit dari masa lalu membawa Allodie ke dalam jiwa yang baru mempertemukannya kembali dengan Richie, cinta pertama...