"Ric, ducati panigalenya gak jadi, nih? Jangan gitu, lah, gue udah ngarep-ngarep woi." Raider mengikuti Richie yang kembali ke kelas mereka meyakini Richie berbohong dengan jawabannya.
"Masa lo kasih rating satu, Ric. Gak percaya gue, perkedel!" Richie yang terus diikuti dan dibombardir dengan kicauan suara Raider pun mulai kesal.
"Mulut lo gak bisa diam?!" hardiknya seketika Raider berhenti bersuara dan mengikutinya.
"Hehe, jangan gitu, dong, Ketua. Gue cuma mau jawaban jujur lo aja kok!" Bibirnya tersenyum dan kelopak matanya berkedip beberapa kali menunjukkan ekspresi imut. Menjijikkan!
"Gak ada ducati panigale! Pake aja tuh motor bebek lo. Sekarang lo ikut kita." Mood Richie sepertinya sedang tidak baik. Daripada Raider di tonjok lelaki itu, Sigit duluan membawa kabur Raider ikut dengannya bersama Briyan dan Alister.
"Motor bebek pala lo! Sementang motor gue lebih murah daripada punya lo songong amat. Gitu-gitu motor gue harganya di bawah 1 M," cerocos Raider tidak terima. Siapa yang akan terima motor mahal yang senilai hampir 1 Milyar rupiah itu di katain motor bebek?
"Der, lo stop, deh, merepet. Mending kuy kita liat pawangnya si Badut, gue penasaran tu cewe masuk kelas mana. Hitung-hitung sambil bilas mata," bisik Sigit di telinga Raider. Mereka sudah sepakat mencari jawaban dari rasa penasaran mereka.
"Cuci mata bodo, bukan bilas," ralat Raider memberitahu.
"Sama aja."
"Gak sama itu," bantah Raider. Sigit menggeplak kepalanya, phak.
"Ribet amat, sih, lo, Der! Pantes Celine gak mau."
"Dih, sejak kapan Celine gak mau sama gue?" Raider dan Sigit masih terus berbalas-balasan sampai kemudian mereka tiba di depan pintu ruang BK.
"Woi, kita nguping, nih?"
"Enggak, masuk aja," jawab Sigit dengan gurauan.
"Ehhh, lo ngapain masuk kambeng?!" Alister menarik kerah seragam Raider dari belakang. Sahabatnya yang satu ini sebenarnya naif atau dodong? Kata lain dari bodoh.
"Hutsss, diem dulu." Briyan mengintruksi teman-temannya untuk diam, kemudian dengan hati-hati menguping permbicaraan di dalam sana, memastikan ia tidak salah dengar.
"Liat gaya seragam kamu! Rambut kamu! Sikap kamu di lapangan tadi! Melihat semua itu saya jadi berpikir kamu tidak pantas sekolah disini."
"Saya mohon, Bu, maafin Allodie. Saya yang jamin gak akan ada keributan lagi setelah ini."
"Bisa kamu pegang ucapanmu, Devano?"
"Baiklah, saya maafkan, tapi saya punya satu syarat-"
"Allodie saya turunkan ke kelas 11 dan masuk ke kelas yang sama dengan Celine."
"ANJIR SEKELAS SAMA CELINE?!" Briyan, Alister, dan Sigit, mereka melotot pada Raider yang tidak sengaja berteriak.
"Siapa disana?" panggil Bu Cantika dari dalam.
"Mampus, woi! KABUR!" Raider berlari terbirit-birit disusul teman-temannya yang ikut lari bersamanya. Sesampainya mereka di koridor kelas 12, kejadian yang tidak akan mereka ingat seumur hidup malah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICHIEALLODIE
Fiksi RemajaAllodie pernah menerima penolakan tragis saat sekolah menengah pertama dan ibunya yang gila harta meninggalkannya demi pria lain. Rasa sakit dari masa lalu membawa Allodie ke dalam jiwa yang baru mempertemukannya kembali dengan Richie, cinta pertama...