Desa

433 57 16
                                    

Halo selamat pagi, siang, sore, malam, tengah malam serah kalian bacanya kapan. Balek lage dengan saia Afa di book the Castle hari ini saia akan up chapter baru yeey. Baiklah tanpa berlama-lama lagi langsung kita mulai hayuuk~

Pagi harinya~

"Apa? Kalian yakin ingin tinggal di desa?" Afa berucap sambil mengasah kapaknya. Taufan menelan ludahnya melihat ujung kapak yang tajam

"Iya.. Kami ingin mencoba tinggal didesa" Gempa berucap sopan.

"Baiklah kalau itu mau kalian, Afa antarkan mereka" Yuki melirik Afa yang sibuk mengasah kapaknya.

"Lah kenapa aku pula"

"Kau kan yang bawa mereka"

Afa hanya mengiyakan ucapan Yuki, toh ia jadi bisa berjalan-jalan didesa.

"Tunggu... Karena kau akan kedesa bawa ini dan ini" Andre yang entah datang darimana, dengan tiba-tiba memberikan panah dengan anak panahnya dan juga kertas berisi daftar kebutuhan.

Afa mengambil panah dan anak panahnya tak lupa memakai jubah hitam dan mengambil kertas berisi daftar kebutuhan itu. Setelah siap mereka berpamitan dan pergi ke desa.










Sesampainya di desa~

Solar masih mengingat misi yang ada di gelangnya.

"Aku tinggal dulu, aku ingin membeli ini" Afa menunjukan daftar kertas yang ia buka sampai menyentuh tanah. Taufan dan Blaze ternganga melihat kertas daftar Afa.

"Kalau begitu aku ingin ikut, aku ingin melihat sekeliling desa ini" Solar mengikuti Afa. Afa hanya mengangguk sebagai jawaban dan sementara itu kakak-kakaknya yang lain mencari tempat penginapan.
















"Pertama kita beli roti dulu... Um... Kita beli ditoko itu" Afa masuk kedalam dan memilih roti yang ada di daftar, sementara Solar menunggu diluar.

"Aduh... Hiks huwaa" Solar melihat ada anak yang terjatuh lututnya terluka pun mendekatinya.

"Adik... Kenapa? Lututnya luka? Sini kakak sembuhkan" Solar mengusap lutut anak itu dan keluarlah cahaya hijau, setelah selesai cahaya itu menghilang dan lutut anak itu sembuh.

"Wah.. Kakak hebat! Terima kasih kak" anak itu kembali berlari setelah berterimakasih dengan Solar. Solar hanya tersenyum memperhatikan anak itu.

"Baiklah, roti sudah... Umm... Kita harus beli sayur, sayur dikebun belum panen, ayo Sol.... Kamu ngapain senyum-senyum sendiri?" Afa keluar dari toko roti memandang aneh Solar yang tersenyum-senyum sendiri. Solar hanya berdehem.

"Ehem... Bukan apa-apa, ayo kita beli sayurannya" Afa meneruskan jalan kearah penjual sayur.

Saat menuju kearah penjual sayur mereka melihat ada seseorang yang sepertinya kesakitan dipundaknya.

"Hey.. Apa kau baik-baik saja?"

"Ck.. Mau apa kalian..." pemuda itu hanya berdecak dan menjauhi Solar dan Afa.

"Tunggu.... " tanpa aba-aba Solar langsung menentuh pundak pemuda yang terluka.

"M..Mau apa kau?!"

"Diamlah.." tangan Solar mengeluarkan cahaya bukan cahaya hijau, namun cahaya jingga. Seketika luka dipundak pemuda itupun sembuh.

"S.. Sembuh?!"

"Sudah, lukamu agak dalam juga" Solar berdiri dan menghampiri Afa.

"Terima kasih" Solar hanya tersenyum sebagai jawaban.

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang