Bab 4 : Bendera Perang

579 51 1
                                    

TEKAN VOTE SEBELUM MEMBACA✨

TINGGAL JEJAK KOMENTAR!!

sudah???

Happy Reading 🧡🧡

***

Nardo dan teman-temannya sedang berada di parkiran, sudah kebiasaan mereka. Hanya sekedar berkumpul dan membahas hal-hal random, terkadang yang cowok merokok. Tidak ada yang berani menegur karena mereka kumpulan anak-anak yang berpengaruh di Meinhis. Hanya guru yang berani, tapi setelah ditegur pasti akan dilakukan lagi. Begitu sampai seterusnya.

ALEMORT

Nama geng yang isinya anak-anak berpengaruh di Meinhis. Iya, berpengaruh uangnya. Sudah jelas, mereka yang teratas diantara yang atas di Meinhis.

"Gimana kemarin? Lo menang 'kan?" tanya Juno pada Flora.

"Menang apaan?" Flora tidak merasa mengikuti lomba atau event.

"Tanding sama si anak baru."

"Oh!" Flora memukul kap mobil, wajahnya terlihat sangat sumringah. "Dia batalin, alasannya ada urusan, tapi gue yakin dia takut kalah sama gue," ucap Flora percaya diri.

"Pasti sih, lagian songong banget," sahut Neo yang juga ikut kesal. Awalnya dia berniat baik, tapi melihat tingkah gadis itu yang kelewat angkuh, Neo mengurungkan niatnya.

"Dia belum tahu siapa kita," ucap Nardo.

"ALEMORT!" Flora mengibaskan rambutnya dengan wajah angkuh.

"Anj—" Umpatan tertahan karena tawa lebih dulu keluar. Tawa itu berasal dari Averyl yang tadinya ingin mengambil sesuatu di mobilnya.

Kehadiran Averyl sukses membuat emosi anak Alemort naik. Padahal gadis itu belum melakukan apa-apa.

"Gila lo? Ketawa tanpa sebab," ejek Flora.

Averyl meredakan tawanya. Demi apapun nama itu terdengar sangat lucu di telinganya, dan ini sudah dua kali Averyl tertawa karena nama itu.

ALEMORT. Di Sekolahnya dulu juga ada geng dengan nama itu. Angelo Della Morte, disingkat menjadi Alemort, yang berarti malaikat maut. Yang membedakan mereka dengan Nardo dan teman-temannya adalah mereka geng besar, anggotanya banyak dan benar-benar menyeramkan, bahkan Averyl pernah berniat bergabung. Averyl tidak tahu apa makna Alemort milik Nando dan teman-temannya, tapi bagi Averyl ALEMORT versi Meinhis adalah ....

"Alemort," tawa Averyl hampir menyembur lagi kala menyebutnya, "Anak-anak lemot or tolol."

"Sialan! LO CARI MATI?!" sentak Juno.

Flora sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajar Averyl.

"Wait ... I see." Averyl menjentikkan jarinya, dia baru mengingat sesuatu. "Flora, ternyata gue udah tau lo sebelumnya."

Flora dan teman-temannya diam menunggu kelanjutan ucapan Averyl.

"Flora Denaya, lo ... pernah jadi target Alemort. Alemort yang sebenarnya," ucap Averyl jujur. Averyl memang pernah mendengarnya, dan baru sadar Flora yang mereka maksud adalah Flora yang ini. "Temen lo yang ngusulin nama itu pasti fans berat Alemort. Wajar sih, mereka emang badass banget," lanjut Averyl.

Kedua tangan Nardo terkepal, anak baru ini benar-benar keterlaluan. "Lo ngatain kita tolol, emang lo se-genius apa?" tanya Nardo.

"Gue?" Averyl mengedikkan bahunya pertanda dia tidak tahu. Namun dia menatap Nardo penuh arti.

Averyl's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang