Bab 6 : Baru permulaan

535 54 2
                                    

DOUBLE UP!!

TEKAN TOMBOL VOTE SEBELUM MEMBACA✨

KOMENTARNYA YAA

📚️Note : Bantu share cerita ini biar makin rame

HAPPY READING🧡🧡

***

Hari yang dinanti-nanti telah tiba. Hari dimana Averyl dan Nardo akan diuji kemampuannya di bidang akademik dan melihat siapa yang lebih unggul.

Semua murid Meinhis tertarik, kapan lagi mereka bisa menyaksikan pertarungan sengit seperti ini. Antara Nardo, si anak pemilik sekolah dan Averyl, si anak baru yang membuat gempar satu sekolah.

Dalam tantangan ini mereka harus menyelesaikan 100 soal dalam jangka waktu 2 jam. Dari 100 soal itu sudah termasuk ke dalam 8 mata pelajaran, yaitu 20 soal Matematika, 10 soal Fisika, 10 soal Biologi, 10 soal Kimia, 20 soal Sosiologi, 10 soal Ekonomi, 10 soal Sejarah Indonesia, dan 10 soal Bahasa Inggris.

Perwakilan juri membacakan instruksi untuk mengerjakan soal. "Begitu bel berbunyi waktu kalian habis. Jadi, selamat mengerjakan."

Averyl mulai membaca soal nomor satu.

Seorang pelajar berencana untuk menabung di koperasi yang keuntungannya dihitung setiap semester. Apabila jumlah tabungannya menjadi dua kali lipat dalam 5 tahun, maka besar tingkat suku bunga per tahun adalah ...

"Udah menerawang ke lima tahun ke depan aja nih anak," komentar Averyl sebelum benar-benar fokus memberantas soal-soal tersebut.

Tidak jauh beda dengan Averyl, Nardo juga tengah fokus menjawab pertanyaan di lembar soalnya. Bedanya, dia sangat santai. Tentu saja, jawaban sudah ada di dalam kepalanya. Dia tinggal melingkari karena soalnya dalam bentuk pilihan berganda. Dari 100 soal, hanya Sosiologi yang Nardo kerjakan dengan otaknya sendiri.

Nardo melihat ke arah tempat duduk Averyl yang berjarak 2 meter darinya. Gadis itu terlihat sangat fokus mengerjakan soal-soalnya.

"Kita lihat hasilnya, cewek misterius."

Waktu terus berjalan dengan cepat. Tersisa 10 menit lagi sebelum benar-benar habis. Nardo sudah selesai, dia mengumpulkan lembar jawabannya lebih dulu. Disusul oleh Averyl tidak lama setelahnya.

"Para juri akan memeriksa jawaban kalian berdua dan membuat keputusan, lima belas menit untuk istirahat, silahkan," ucap perwakilan juri.

Averyl dan Nardo keluar dari ruangan. Di depan kelas banyak murid-murid lain yang menonton dari balik jendela atau sekedar duduk dan bertaruh siapa yang akan menang. Averyl tebak mereka kurang kerjaan.

"Gimana, Nard?" tanya Juno saat Nardo sudah sampai di kantin.

"Masih di koreksi."

Flora menumpuk lengannya di bahu Nardo. "Rileks, Nard, kita yakin lo pasti menang dan si onoh yang kalah," ucap Flora sambil melirik Averyl yang duduk tidak jauh dari meja mereka.

Empat sekawan itu melihat Averyl secara terang-terangan.

"Kita mau minta apa kalau menang dari dia?" tanya Neo yang sangat yakin jika mereka akan menang, padahal baru satu tantangan.

"Suruh dia musnah dari hadapan kita, kapanpun dan dimana pun, dan sebelum itu dia harus sujud di bawah kaki Juno," balas Flora penuh dendam.

Averyl yang mendengar itu pun tersenyum sembari menyesap es teh manisnya. Kita lihat saja siapa yang akan sujud di kaki siapa.

Averyl's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang