Bab 10 : Menyesal

590 65 63
                                    

Update!!

Haii gimana kabar kalian? Yang lagi ada misi nyairin kulkas 100 pintu gimana progresnya, lancar kan? Semoga pintu kulkasnya lekas berkurangnya ya

Makasih yang udah bertahan, semoga gak bosan baca part-part berikutnya

Tetep jangan lupa vote dan komennya. Aku butuh bantuan kalian buat share cerita AG ke manapun supaya lebih banyak dikenal orang 😍

Happy Reading 🧡🧡

***

Dua minggu telah berlalu sejak kejadian malam yang dingin itu. Selama itu juga Nardo dan teman-temannya tidak melihat Averyl. Entah kemana perginya gadis itu.

"Gimana keadaan lo?" tanya Flora pada Alice yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Better, besok udah bisa pulang, tapi kaki gue belum boleh di buat bergerak secara berlebihan." Alice tersenyum pedih, kesempatannya untuk mengikuti ajang bergengsi itu sudah hilang, kompetisi itu hanya ada 5 tahun sekali.

Suasana menjadi hening. Keduanya sama-sama diam.

"Lo udah tau siapa Averyl sebelumnya, kan?" tanya Flora. Dia menatap serius temannya, menunggu jawaban. "Kenapa lo gak bilang sama kita?"

Alice menggeleng. "Gue tau Aurel punya kakak, tapi yang gue tau nama kakaknya itu Atu karena dia sering nyebut kayak gitu, bukan Averyl," ungkap Alice.

Flora berdecih. "Katanya sahabat dari kecil, tapi nama kakaknya aja lo gak tau?" sindir Flora.

Diantara lima sekawan hanya Alice yang tidak pernah membully atau mempermalukan Aurel, Alice bahkan membela Aurel saat dia dipermalukan. Mereka bersahabat sejak saling mengenal di Princess Ballet Center. Alice tidak mengenali Averyl karena entah kebetulan atau takdir, setiap Averyl datang pasti Alice tidak hadir latihan.

Alice mengenal kakak Aurel lewat cerita-cerita gadis itu. Aurel bilang kakaknya sangat baik, kakaknya hebat, kakaknya sangat menyayanginya. Sekarang Alice baru percaya semua itu. Averyl benar-benar menyayangi adiknya.

Awalnya dia marah saat tau penyebab kecelakaannya adalah Averyl. Namun saat mengetahui fakta bahwa Averyl kakaknya Aurel, dan berniat membalas kesengsaraan adiknya amarah Alice runtuh digantikan rasa bersalah. Sungguh, hari itu Alice gelap mata, dia marah pada Aurel yang selalu lebih hebat darinya, Alice iri. Sampai muncullah rencana gila yang entah dari mana datangnya, membuat Aurel celaka dan mengalami kelumpuhan selama 3 bulan. Kelumpuhan itu membuat otot kaki Aurel kaku dan tidak bisa lagi dibuat untuk menari.

Alice menyesal, dia tidak pernah berniat menghancurkan mimpi-mimpi Aurel karena dia tau sendiri bagaimana perjuangan Aurel selama bertahun-tahun.

"Nardo, Neo, sama Juno kemana? Biasanya kalian jenguk barengan," tanya Alice mengalihkan topik.

"Mereka lagi nyari tau tentang cewek sialan itu, kurang kerjaan banget emang."

"Averyl bukan tandingan lo, Flo. Rasa sayang dia ke Aurel bisa buat dia melakukan apapun ke kita."

"Dia cuma punya dendam!" seru Flora dengan netra yang menyorot tajam. "Gue bisa hancurin dia dengan kekuasaan yang gue punya, dia bisa panggil temennya tapi gue jamin dia gak akan bisa berkutik dibawah kekuasaan gue."

Alice tersentak. "Lo mau bawa-bawa bokap lo?" Alis gadis itu menukik tajam. "Gila lo, Flo. Ini antara kita sama Averyl! Kalau bukan karena kesalahan kita gak mungkin Averyl sampai bertindak kayak gini!" seru Alice.

Averyl's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang