“Hai, Asahi. Kenalin aku Doyoung. Panggil Doy atau Dobby aja ya. Salam kenal.”
“Asa, kamu belum ngerjain pr MTK ya, ini liat buku aku aja.”
“Asahii, kamu kok gak pernah makan sih, nanti sakit loh. Sini makan sama aku. Aku bawa bekal. Aku buat sendiri loh.”
Asahi adalah murid pindahan. Pada saat itu, pribadinya yang pendiam dan tidak mudah bergaul membuatnya sulit mendapatkan teman.
Sifat dingin, cuek, dan tidak pedulinya membuat banyak orang menganggapnya sombong dan tidak mau bergaul.
Padahal, Asahi adalah orang yang sangat rapuh dan lemah. Kedua orang tuanya sangat sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu untuknya. Terlebih dia adalah anak tunggal.
Ia terbiasa mengurung diri di dalam kamar dan jarang bersosialisasi dengan dunia luar.
Tapi Doyoung, adalah satu – satunya orang yang mampu meruntuhkan sifat dingin Asahi.
Dengan sifat lemah lembutnya, Doyoung tak pernah lelah mendekati Asahi dan selalu menunjukkan sikap pedulinya yang tak bisa Asahi dapatkan dari kedua orang tuanya.
Hal itu membuat Asahi nyaman dan perlahan mau menerima Doyoung menjadi temannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.“Wahh ada Doyoung tuh. Ngapain tu anak di sini.” Ucap seorang laki – laki berwajah imut atau kerap di sapa Mashi.
“Samperin aja gak sih? Lumayan bisa kita porotin. Pasti baru pulang kerja dia.” Ucap seorang berambut hitam dengan highlight hijau terang atau kerap di panggil Jihoon.
Mereka adalah teman – teman sekelas Doyoung yang biasa merundungnya. selain Mashi dan Jihoon. Ada Hyunsuk, Junkyu juga Yedam bersama mereka.
Mereka berlima mendekat ke arah Doyoung yang tampak duduk dengan kepala menunduk. Akibat sakit kepala dan rasa mual yang tak kunjung hilang.
“Hai, Doy. Udah malem kok lo belum pulang ? ”
“Bagi duit lo sini. Kita mau karaokean nih”
“Gak, aku gak punya uang.” Jawab Doyoung lirih.
“Berani lo bohongin kita hah ?. guys abisin aja ni anak.” Ujar Jihoon dan teman – temannya pun segera mendekati tubuh rapuh Doyoung.
Jihoon mengambil tas Doyoung dan teman – temannya mulai menghajar tubuhnya.
Mashi dan Junkyu bertugas untuk memegang kedua tangan Doyoung. Sedangkan Hyunsuk dan Yedam bertugas untuk menghajar tubuh Doyoung.
Sementara Jihoon masih mengobrak – abrik tas Doyoung berharap menemukan uang atau barang berharga yang dapat di ambil.
Asahi segera turun dari mobil setelah sampai di tempat yang Doyoung katakan.
Ia melihat ada Jihoon, Mashi, Hyunsuk, Junkyu dan Yedam serta Doyoung yang terlihat sudah sangat tak berdaya.
Asahi segera menghampiri mereka dan mulai menghentikan Hyunsuk dan Yedam yang masih gencar memukuli tubuh Doyoung.
“Lo apa – apaan beraninya main keroyokan“ Ucap Asahi sambil mendorong tubuh Jihoon.
“Hahah, kenapa masalah buat lo. Lo mau bantuin temen lo itu yaudah silahkan. Keliatannya juga udah mau mati tu orang. Guys kita cabut aja. Gue gak nemu apa – apa juga di dalem tas ni anak. Gak usah buang – buang tenaga kalian buat ngabisin tu anak. Ntar lagi juga mati kayaknya.” Ucap Jihoon lalu berjalan meninggalkan Doyoung dan Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exulansis [✔]
FanfictionExulansis adalah sebutan untuk rasa putus asa yang melanda saat kamu bercerita tentang suatu pengalaman kepada orang lain yang tidak akan bisa memahaminya. Cerita tentang Kim Doyoung yang berusaha untuk membuat adiknya So Junghwan tidak membencinya...