Chapter : 6🐰🐮

239 32 2
                                    

Haii Teumee👋

HAPPY READING💙







Setelah kepergian Doyoung, Junghwan pun membalikkan tubuhnya.

Tanpa Doyoung sadari, ternyata Junghwan tidak tidur. Otomatis dia bisa mendengar semua yang kakaknya itu katakan.

Air mata juga sudah berkumpul di kedua pelupuk matanya. Junghwan tak sanggup lagi menahan air mata yang saling berdesakan untuk keluar.

Hingga akhirnya ia pun menangis. Dia berusaha meredam isakannya agar tak di dengar oleh orang lain.

Hatinya sakit mendengar keluh kesah kakaknya. Tapi perkataan sang ayah lagi – lagi kembali terdengar di kepalanya bagai kaset rusak yang terputar terus menerus.

“Junghwan, kamu harus tau bahwa Doyoung, anak sialan itu yang sudah membuat bunda meninggal.

Bunda lebih memilih untuk menyelamatkan nyawa anak itu dibandingkan nyawanya sendiri.

Ayah kasihan padamu yang harus lahir dan besar tanpa seorang bunda. Ayah sangat membencinya terlebih dia itu bukan anak kandung ayah dan bunda.

Ayah harap kamu percaya dan mau menuruti perkataan ayah, Junghwan.”

Junghwan berusaha menghapus suara – suara yang muncul terus menerus di kepalanya.

Ia menghapus air mata di pipinya dengan kasar dan beranjak dari bangsalnya, berencana untuk pulang karena ia sudah tidak bersemangat lagi untuk mengikuti pelajaran di kelas.

Sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan ruang UKS, Junghwan melihat ada kotak makan yang ia yakini pasti milik Doyoung.

Junghwan segera mengambil kotak makan itu, dan melemparnya ke lantai hingga isi di dalamnya berhamburan ke mana – mana.

Isi dari kotak makan Doyoung adalah nasi goreng buatannya sendiri pagi tadi untuk sarapan. Karena tidak di perbolehkan untuk sarapan bersama di rumah, biasanya Doyoung akan menyisihkan sedikit untuk di bawa ke sekolah.

Ada juga susu satu kotak pisang kesukaannya, juga sticky note. Junghwan yang melihat ada sticky note di antara makanan yang berhamburan itu pun segera mengambil kertas yang terjatuh itu dan membacanya.

“Hai Doyoung, semangat buat hari ini. Karena ayah pergi, jadi hari ini kamu harus bekerja lebih keras supaya bisa dapat uang tambahan. Jangan lupa beli kebutuhan rumah sepulang sekolah. Sebelum kerja nanti, kamu harus masak makan malam dulu buat Junghwan. Okey jangan lupa. Doy.”

Setelah membaca tulisan yang tertera pada sticky note tersebut Junghwan pun segera meninggalkan ruang UKS.

“Seseorang menyemangati dirinya sendiri lewat tulisan, sangat aneh.” Pikir Junghwan.

Ia berjalan menuju gerbang untuk pulang ke rumah. Ia juga sudah izin kepada guru piket yang sedang berjaga untuk pulang ke rumah dengan alasan tidak enak badan.

Junghwan sudah tidak mood lagi untuk mengikuti pelajaran. Seluruh badannya terasa sangat sakit, terutama di bagian perut akibat di injak dengan sangat kuat juga tangannya masih sakit akibat lecet bekas ikatan yang masih membekas. Yang ia inginkan sekarang adalah cepat sampai di rumah dan mengistirahatkan tubuhnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KRINGGG……….

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Doyoung pun segera membereskan buku – bukunya ke dalam tas.

Sebelum pulang, ia berencana untuk mengecek Junghwan di UKS sekalian mengajaknya pulang bersama. 

Exulansis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang