2 HARI KEMUDIAN……………
“Selamat datang, Ayah. Bagaimana kabar ayah?” Tanya Junghwan antusias setelah melihat kedatangan ayahnya.
“Baik dong, ayahnya siapa dulu. Oh iya, selamat ulang tahun ya anak ayah. Semoga panjang umur, sehat selalu dan terus jadi kebanggaan ayah.” Ucap ayah sambil mengelus rambut Junghwan.
“Yah, kak Doyoung udah meninggal 2 hari yang lalu. Kak Doy minta maaf karena gara – gara dia bunda jadi meninggal. Dia suruh Junghwan bilang itu ke ayah”
Mendengar ucapan Junghwan, ayah pun tak dapat menahan bulir bening yang sudah terkumpul di kedua matanya.
Putra sulungnya yang dulu sangat di sayanginya kini telah tiada. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menepati janji yang diberikan istrinya untuk menjaga kedua anaknya.
Selama ini ia selalu menelantarkan Doyoung dan tidak menggangapnya ada. Bahkan kehadiran Doyoung dianggap sebagai pembawa sial.
“Junghwan, kamu mau anterin ayah ke makam Doyoung ?” Ucap ayah pada Junghwan.
Junghwan hanya mengangguk sebagai jawaban. “Yah, Junghwan mau tau tentang kak Doyoung. Ayah pernah bilang kalo kak Doy itu bukan anak kandung ayah sama bunda. Terus kak Doy itu siapa yah ?” Tanya Junghwan.
“Ayah sama bunda itu dulu pengen banget punya anak. Apalagi anaknya laki – laki. Pernikahan kita juga udah termasuk lama.
Kita udah coba berbagai cara supaya bisa punya anak tapi hasilnya tetap gak berhasil. Hari itu, ayah sama bunda pergi ke rumah sakit buat check up kesehatan sama mau minta saran dokter buat ikut program kehamilan.
Nah, pas kita sampe di rumah sakit, ada banyak orang ngumpul di ruang IGD, bunda sama ayah yang penasaran juga ikut liat kesana dan kita cari tau, ternyata mereka itu lagi nolongin korban kecelakaan mobil yang ditabrak sama truk.
Kita denger dokternya bilang kalo semua yang terlibat dalam kecelakaan itu meninggal dan gak bisa di selamatkan kecuali satu orang yaitu bayi laki – laki yang waktu itu umurnya masih 1 tahun.
Bayi itu, rencananya mau di bawa ke panti asuhan. Bunda yang denger itu langsung minta ayah buat adopsi bayi itu.
Setelah kita berdua setuju buat ambil hak asuh bayi itu, kehidupan keluarga kita jadi semakin bahagia. Bunda bilang Doyoung itu anugerah terbesar karena tanpa perlu mencari cara yang susah, tuhan langsung mengirimkan Doyoung untuk bunda dan ayah.
Ayah sama bunda yakin hadirnya Doyoung waktu itu adalah jawaban atas doa – doa kita yang selama ini belum terkabul.
Gak lama setelah itu, bunda hamil kamu. Nah di situ, kebahagian keluarga kita semakin bertambah karena Doyoung bakalan punya adek dan kami akan mempunyai anak ke dua.
Tapi karena insiden kecelakaan yang merenggut nyawa bunda, ayah jadi benci sama Doyoung padahal ayah tau itu bukan salah Doyoung.
Ayah gak tau setiap ngeliat muka Doyoung ayah selalu terbayang wajah bunda yang saat itu lemah gak berdaya waktu berhasil nolongin Doyoung” Jelas ayah pada Junghwan.
Junghwan terdiam sebari mencerna kata - kata yang di ucapkan oleh ayahnya.
“Ayo ayah kita ke makam kak Doyoung, dan ayah harus minta maaf ke kakak sama bunda.” Ucap Junghwan lalu menggandeng tangan sang ayah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.SEPULANG DARI MAKAM……….
Tentang hadiah yang Doyoung katakan 2 hari yang lalu, Junghwan masih belum mengambilnya.
Ada perasaan sedih juga takut untuk memasuki kamar kakaknya itu. Tapi saat ini, Junghwan sudah berada di depan pintu kamar Doyoung berniat untuk membuka kamar itu dan mengambil kado yang di berikan kakaknya.
KLEEK……….
Aroma Eucalyptus adalah aroma yang pertama kali Junghwan hirup ketika memasuki kamar Doyoung.
Ini adalah kali pertama Junghwan memasuki kamar Doyoung, jadi dia sangat terkejut dengan kondisi kamar kakaknya yang berbanding terbalik dengan kondisi kamar miliknya.
Kamar Doyoung sangat rapi dan tertata tidak seperti kamarnya yang mirip seperti kapal pecah. Ada satu meja belajar dan kursi. Terdapat 2 rak buku. Satu rak berisi buku – buku pelajaran dan rak yang satunya berisi novel, komik, dan figur – figur Marvel favoritnya.
Junghwan melirik ke arah kasur kakaknya, dan ia mendudukkan dirinya di sana.
Junghwan mengambil salah satu guling di kasur itu, lalu memeluknya. Lagi – lagi Junghwan tak dapat menahan air matanya.
Bau khas kakaknya itu masih tercium dengan jelas di hidungnya. Bau yang sangat menenagkan. Junghwan jadi rindu dengan kakaknya itu.
Junghwan ingin memeluk kakanya seperti dulu saat mereka masih kecil. Ia tidak akan melepaskan pelukan Doyoung, ia akan merengek dan menangis dengan kencang jika Doyoung tidak memeluknya saat tidur. Memikirkannya lagi – lagi membuat Junghwan merasa bersalah dan sedih.
Dengan langkah yang berat Junghwan menuju ke arah meja belajar Doyoung, yang di atasnya tampak sebuah kotak yang sudah di bungkus dengan kertas kado berwarna biru.
Biru adalah warna kesukaan Junghwan. Seperti tahun – tahun sebelumnya, Doyoung akan selalu membungkus kadonya dengan kertas kado warna biru tetapi berbeda motif setiap tahunnya.
Junghwan terharu karena kakaknya itu tau setiap hal yang di sukai Junghwan bahkan hal – hal kecil sekalipun seperti warna kesukaan dan makanan kesukaan.
Junghwan mengambil kotak yang berukuran tidak terlalu besar itu, dan mulai membukanya.
Junghwan terkejut setelah membuka kotak kado pemberian Doyoung, bagaimana tidak terkejut, kakaknya itu memberikan kalung dengan merk terkenal yang Junghwan yakini harganya pasti sangat mahal.
Junghwan kembali menjatuhkan air matanya, kala membaca surat yang terdapat di dalam kotak tersebut.
To :
Junghwan kesayangannya kak DobbyHappy Birthday Junghwan, semoga panjang umur dan sehat selalu. Kakak menyayangimu. Kakak harap kado kali ini tidak di buang ya, tolong di jaga dengan baik karena harganya agak mahal heheh tapi tidak apa kalau itu bisa membuat adik kecil kakak ini bahagia.
Kamu jangan marah ya, sebenarnya kakak membeli kalung couple. Kamu punya dan kakak juga punya. Kamu tenang saja kakak tidak akan memakai kalung itu, kakak hanya akan menyimpannya saja.
Tapi, kamu harus pakai ya. Kakak mohon. Kakak akan sangat bahagia jika kamu mau memakainya. Coba kamu perhatikan baik – baik di kalung kamu ada inisial DY yang artinya Doyoung dan di kalung kakak ada inisial JH yang artinya Junghwan.
Jadi, dimanapun kamu berada dengan memakai kalung itu, kakak harap kamu akan selalu ingat kalo kakak selalu berada di sisi kamu buat jaga dan ngelindungin kamu.
Kakak tau kamu benci kakak tapi, kamu juga harus tau sebesar apapun rasa benci kamu ke kakak, kakak gak bakalan bisa benci ke kamu.
Kakak selalu sayang sama Hwannie. Kamu tau kan kakak ini bukan anak kandung ayah sama bunda. Kakak itu, cuma anak yang di adopsi bunda sama ayah karena udah gak punya keluarga lagi. Kakak bahagia banget pernah jadi bagian dari keluarga ini. Kakak harap kamu juga akan selalu bahagia untuk ke depannya.
Kakak rasa hidup kakak udah gak lama lagi, atau waktu kamu baca surat ini mungkin kakak udah gak ada. Kakak harap kamu bisa jaga diri kamu sendiri. Sekali lagi maafin kakak kalo kakak punya salah sama kamu. Kakak sayang Hwannie. Selamanya.
From : Kak Doyoung :)”
Junghwan menangis dengan sangat kencang setelah membaca surat yang di tulis Doyoung untuknya. Dengan air mata yang terus bercucuran keluar dari kedua matanya, Junghwan pun memakai kalung dengan inisial DY yang Doyoung berikan untuknya.
Ia harap Doyoung akan selalu menemaninya kemanapun dan dimanapun dia berada, meskipun raganya sudah tidak lagi ada.
END
Sampai ketemu di book aku selanjutnya...
TEUBYEE💙
![](https://img.wattpad.com/cover/303497320-288-k286688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Exulansis [✔]
FanfictionExulansis adalah sebutan untuk rasa putus asa yang melanda saat kamu bercerita tentang suatu pengalaman kepada orang lain yang tidak akan bisa memahaminya. Cerita tentang Kim Doyoung yang berusaha untuk membuat adiknya So Junghwan tidak membencinya...