Bagian 9: Abilene & Ajun

393 80 1
                                    

"Walaupun motor butut ternyata masih berguna juga",

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Walaupun motor butut ternyata masih berguna juga",

🌟🌟🌟

Setelah kejadian di restoran geprek beberapa lalu membuat Yogan menjadi jengah. Bukan karena digoda oleh Oji setiap saat. Tetapi, Yogan juga tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Yogan tidak bisa menyimpulkan karena dirinya menyukai Kayina atau sekedar sama posisinya dengan teman-teman perempuannya. Yogan sendiri menyadari perlakuan dirinya kepada Kayina sudah di luar garis ketentuannya. Disisi lain mungkin ia sendiri merasa empati dengan Kayina?

Kayina —dikutip dari cerita Ajun yang tanpa sengaja ia sendiri yang menceritakan kepada Yogan ketika menginap di kosannya. Sekilas info yang Yogan dapat bahwa Kayina hanya hidup berdua dengan adiknya sedari kelas 12. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal. Sempat Ajun ingin melanjutkan tetapi segera menyadari kalau ia sudah melewati garis. Setidaknya itu yang Yogan tahu. Hal ini yang menyebabkan Kayina tinggal bersama adiknya. Serta bekerja keras untuk menghidupi kebutuhan dirinya dan adiknya.

Diam-diam Yogan juga merasa kagum dengan Kayina. Tetap bangkit walaupun hidupnya hampir tidak terarah. Kalau Yogan mengalami keadaan yang sama dengan Kayina. Sepertinya Yogan tidak sekuat itu. Tak hanya itu saja, memandang kesulitan Kayina membuatnya tersadar. Hidupnya sangat boros. Ia sendiri ketika mendapat uang dari jasa desainnya lebih senang menghabiskan uangnya. Entah untuk meneraktir teman-temannya atau membeli barang mahal yang sebenarnya tidak Yogan perlu. Bahkan lebih memilih kos dibanding tinggal di apartemen dahulu demi menabung membeli gitar mahal. Sepertinya Yogan harus memikirkan lagi apakah diringa sendiri memerlukan gitar sedangkan ia sendiri memilikinya di kosan. Belum lagi gitar-gitar lain yang Yogan simpan di rumah.

"Aisha ulang tahun nanti", tiba-tiba temannya —Kael bersuara membuatnya sedikit terkejut.

"Oh...", respon Yogan.

"Dia ngundang lo ke party-nya", kata Kael sambil menunjukkan kartu undangan dan memberikannya kepada Yogan.

"Jangan salah paham. Gue ga sengaja ketemu Aisha. Tadi buru-buru banget terus lihat gue yaudah undang dan sekalian nitip", jelas Kael.

"Ngapain gue salah paham?", tanya Yogan sedikit mendelik.

"Kali lo udah ada perasaan sama Aisha", sahut Kael yang membuat Yogan mendelik tajam.

"Becanda",

"Nih simpen undangannya. Gue mau masuk kelas", kata Kael lagi.

"Kelas siapa dah?", tanya Yogan.

"Bapak lo Pak Ikhsan. Gue mau siap-siap melatih mental dulu", jawab Kael.

Come To Me [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang