Bagian 12: Rujak bareng

345 87 8
                                    

"Oalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oalah.... Kirain pacaran",

🌟🌟🌟

Sekitar 30 puluh menit, Ajun dan Kayina sampai ke tempat teman-temannya yang berada di gazebo tadi. Mereka membawa alat dan bahan untuk membuat rujak. Tidak hanya itu saja, bahkan Ajun dan Kayina sempat membeli nanas, timun, dan bengkoang sebagai tambahannya. Tentu membuat -terutama Ecan menyeru senang.

Yogan bergeser ke arah kiri, maksud hati menyisakan tempat kosong untuk Kayina. Tetapi, Ajun yang senang memerkan buah-buahan yang ia beli lantas menyerobot di sebelah Yogan. Yogan mendesah pelan. Sedangkan Ecan yang di sebelah Yogan juga tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya Kayina duduk di sebelah Juna. Yang mana berhadapan dengan Ajun.

Mereka duduk dibagi menjadi dua baris dengan bahan-bahan rujak ditengah-tengah yang memisahkan. Posisi baris satu, yaitu Ecan paling pojok, Yogan, dan Ajun. Baris dua ada Juna dan Kayina.

"Juna, geseran dikit sini. Biar teh Kayin ga terlalu mepet ke jalan", kata Ecan beralasan menyuruh Juna untuk bergeser sedikit. Supaya Kayina berhadapan dengan Yogan walaupun tidak sebelahan.

"Iya, iya", sahut Juna.

"Eh, ini aku aja ya yang ulek sambelnya?", tanya Kayina berinisiatif menawarkan dirinya untuk mengulek sambel.

"Boleh-boleh, Yin. Soalnya pasti nih bujang-bujang pada ga bisa ngulek", kata Juna sambil menatap Kayina. Kayina juga balas menatap Juna sebentar sebelum pada akhirnya gadis itu melakukan tugasnya.

Entahlah Yogan merasa agak gerah. Mungkin terik matahari ini yang panas sehingga membuatnya merasa gerah dan sedikit berkeringat ya.

"lu lu pada potong buahnya ya", tunjuk Ajun ke arah Yogan, Ecan, dan Juna.

"Guekan udah jalan nyari bahan-bahan", lanjutnya sambil mengedipkan satu matanya. Membuat Ecan dan Juna mendesah kesal. Sedangkan Yogan tertawa kecil merasa lucu dengan sikap Ajun. Mungkin karena terbiasa dengan sikap dingin Zenoo dan sikap moody-an Kael. Sehingga merasa moment kecil seperti ini sangat menyenangkan.

"Capek, Yin?", tanya Yogan ditengah-tengah memotong mangga.

"Lumayan sih", akui Kayina.

"Mau gantian ga?", tawar Yogan.

"Bisa emangnya?", bukannya menjawab pertanyaan Yogan. Kayina bertanya.

"Kalau ditanya bisa sih bisa ya. Kebetulan aku sama Ruto sering diminta tolong ngulek. Cuma ga sejago kamu gitu, Yin", jawab Yogan.

Come To Me [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang