Chapter 11 - the Fact

504 33 7
                                    

-Arga PoV-

"Akhirnya~ UAS udah selesai!! Libur t'lah tiba. Hore! Hore!! Hore!!!"

Pletak.

"CK, DHEA!! Biasa aja keleus!" Sandy mengusap-usap kepalanya yang baru saja dijitak Dhea.

"Eghem... Sorry aja yah, gak usah keburu seneng mau liburan. Arga, ada sesuatu yang inginku bicarakan padamu" Matanya sekarang menatap tajam padaku.

"Ngomong aja"

"Gak bisa! Ini masalah privasi"

"Di sini cuma ada Sandy doang. Gak masalah"

"Masalah!"

"HEH? Aku bisa jaga rahasia kok!" Sandy gak terima.

Dhea menatapnya sebentar lalu berpaling padaku lagi, "Dia meragukan..."

BRAKK. Seisi kelas yang ku pakai UAS ini langsung menoleh pada kami bertiga.

"Emang kamu mau bicarain apa? Dan... Sandy, berhentilah bertingkah seperti tupai sakit gigi!" Tiba-tiba Dhea menarik tanganku keluar dari kelas.

"Oi..! Kalian!! Arghh... Kenapa harus aku yang ditinggalin!!!" Berbusalah mulut Sandy ketika kami sudah meninggalkan dia di kelas itu.

~

Kami sekarang berada di cafetaria sekolah, tanpa memesan apa-apa. Dhea masih terdiam beberapa detik setelah ia duduk berhadapan denganku. Matanya seakan memancarkan rasa ingin tahu yang berlebih. Sepertinya dia telah mengetahui sesuatu. Aku tersenyum simpul dibuatnya.

"Jadi... Ada apa?" Aku masih menatapnya dengan tenang.

"Oke, Arga. Aku bukan orang yang basa-basi yang tak tau harus mulai dari mana pembicaraan yang fantastis ini"

"Lanjutkan..." Dhea membuat jurang diantara kedua alisnya dan berdeham.

"Sampai sejauh mana hubungan kalian?" Suaranya sengaja ia kecilkan walaupun sebenarnya tak usah ia lakukan. Cafetaria ini masih sepi pengunjung.

"Hubungan dengan siapa?" Ketenanganku masih tak terusik oleh pertanyaan yang biasa ini.

"Arga... Maksudku untuk membicarakan ini tanpa melibatkan Sandy adalah karena aku lebih tau kebusukanmu yang sekarang daripada sahabatmu itu"

"Busuk? Wah, terima kasih atas pujianmu—"

"Arga!!"

"Hm?" Dhea menghelakan nafas beratnya.

"Aku punya batas, ya. Aku lebih suka tindakan daripada omongan. Jangan sampai kepalan tanganku sekarang berada di wajahmu"

"Hehe... Mana mungkin. Kamu bisa di skors selama seminggu kalau melakukan kekerasan di sekolah. Apa yang orang katakan nanti, Bu Ketos?"

"Ck... Akan aku lakukan kalau udah di luar sekolah!" Hihi, Aku merasa keasyikan kalau sedang membuat orang jengkel padaku.

"Baiklah. Tentang adiknya Johan, kan?"

"Lebih tepatnya. Stephanie Giovanna Qiran. Artis yang sedang naik daun di usianya yang masih muda. Kenapa harus dia? Tak layak kah cewek-cewek di SMA ini? Apa maksudmu dengan pertunangan itu, hah?!" Pertanyaan yang menggebu-gebu keluar dari mulutnya.

"Whoa... Calm down, Dhea. Aku akan menjawab secara singkat. Let me ask you first. Dari mana kamu mendapatkan informasi ini?"

"Berita ini sudah hangat-hangat tahi ayam, tau gak sih? Sekalipun keluarga artis dan seniman pasti ada kebocoran. Sekarang, tolong jelaskan dengan pasti padaku"

Love is Simple [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang