Chapter 13b - Fatefully

596 31 1
                                    

Raka -PoV-

"Ah Raka!"

Glup.

"J-Johan?" Ia berlari mendekat ke arahku.

"Kenapa Nenek bisa bersama Raka?"

"Oh Kalian udah saling kenal? Baguslah. Ayo kita minum teh bersama"

"Tunggu, Nenek kenapa--"

"Sudah sudah, Nenek pegal nih. Nanti aja Nenek ceritain. Apa gak kasihan lihat Raka nggendong Nenek dari tadi?"

Johan tertawa kecil lalu menawarkan tangannya di depanku. "Sini Nek, ku gendong aja"

Haah syukurlah, akhirnya tanganku gak pegal lagi--

"Uhm, Sepertinya gak usah deh. Nenek udah nyaman digendong Raka"

Hati kecilku tersentak dan berteriak, 'APAA?!!'

"Heeh? Senyaman itukah?" Ujar Johan kecewa.

"Haha, Nenek suka aroma tubuhnya. Raka pakai merek apa?" Emangnya aku bau apaan sih? Mandi sore aja belum.

"Ehm merek biasa kok, Nek" Jawabku asal.

~

Johan adalah salah satu teman Arga yang tau--ehm perlakuan gak biasa yang diberikan Arga padaku, atau semacam itulah. Untung banget dia gak nanya macam-macam padaku.

Sebenarnya kita jarang banget bertemu atau ngobrol. Kalau giliran ngobrol cuma yang penting aja, seperti 'tolong antarkan tugas' atau 'titip tugas piket kelas'. Aku sih gak terlalu memikirkannya, toh sebagian besar dia home-schooling dan mampir ke sekolah kalau kangen teman-temannya aja.
Aku melangkah jauh ke dalam rumah Johan.

Aduh, aku gak berhenti nervous di dalam rumah yang menurutku famous kayak gini. Dan lagi, ini pertama kalinya aku masuk ke dalam rumah yang biasanya ku lihat di TV. Pas di rumah Arga aku tolah toleh kayak orang goblok, kali ini juga gak jauh beda.

"Ayo, silahkan duduk Raka! Anggap aja rumah sendiri" Ujar Neneknya Johan lembut.

"Ah, Nenek duduk aja ya. Biar Johan yang buatkan teh" Johan bergegas meninggalkan kami di halaman belakang.

Pekarangannya membuatku agak tenang. Walaupun luasnya gak seluas di rumah Arga sih. Tapi aku suka halaman yang penuh dengan bunga seperti ini. Tanpa basa-basi, Neneknya Johan memulai pembicaraan. Aku hampir saja tersedak.

"Raka kenal Johan sejak kapan?"

"Eghem. I-Itu Sebenarnya kami teman sekelas"

"Oh, tapi Nenek kok pertama kalinya lihat kamu ya? Apa kalian kenal dekat?" Enggak banget!

"Ehm... Dia mengenalku lewat Arga"

Nenek terkejut, "Arga calonnya Stephy?"

Aku hanya mengangguk.

Ah Aku lupa, Stephanie itu kan adiknya Johan. Tapi, ada yang aneh. Kenapa aku merasa gak nyaman yah? Padahal aku udah tau sejak lama kalau Arga dan Stephanie akan bertunangan. Aku jadi bingung dengan situasi ini karena tiba-tiba pikiranku mengarah pada Arga. Sebenarnya apa yang terjadi denganku?

"Teh nya udah siap!" Johan muncul dari bilik dan menaruh nampan berisi satu set teh di atas meja.

"Ini, silahkan!" Ia menyuguhkan segelas teh padaku.
"T-Terima kasih" Aku menerimanya dengan hati-hati.

"Ah Gak usah sungkan kayak gitu. Jadi Kenapa kalian bisa bersama?"

"Begini..." Nenek mulai bercerita panjang lebar.

Selagi mereka berdua berbincang, aku melihat pantulan bayanganku sendiri di atas cangkir teh yang ku pegang. Aku terkejut. Kenapa aku mengeluarkan ekspresi sedih seperti ini? Apakah gara-gara Neneknya Johan membahas Stephanie? Lalu apa urusanku dengannya? Haah Kenapa rasanya aku jadi kecewa gini ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Simple [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang