***
Sedaritadi senyum Zea tak luput dari wajah cantiknya hingga membuat Suga heran karenanya, ia jadi takut sendiri kalau kekasihnya ini sedang dirasuki oleh hantu. Tapi, itu tidak mungkin, sebab Zea banyak bicara sehingga telinga Suga hampir tuli akibat suara cemprengnya. Pikiran Suga kembali memutar saat ia ketahuan oleh Ibu-nya sendiri, membawa Zea ke rumahnya dan beliau malah meminta untuk pertemuan kedua keluarga.
Ya, Suga sadar kalau hubungannya dengan Zea masih sangat baru dan butuh perkenalan lebih dalam lagi. Tidak mungkin juga dia tiba-tiba mengajak Zea menikah, ia hanya takut kalau Zea belum siap. Meski gadis itu mengatakan siap menikah dihadapan Ibu, tetap saja Suga harus mempertimbangkan segala hal agar tak membuat Zea menyesal nantinya.
"Mau makan siang sama aku?" tanya Zea.
Lamunan Suga auto buyar dan berbalik menatap sang kekasih, ia jadi tidak sadar kalau ia telah tiba di ruang kerjanya, bahkan Zea telah menyimpan tasnya diatas meja sembari menatap Suga yang seakan memberinya isyarat kenapa tidak masuk ke dalam ruangan?
"Bo-boleh, sekalian ada yang mau saya bicarakan ke kamu," jawab Suga.
"Apa emangnya?" tanya Zea, lagi.
"Nanti kamu bakal tahu." balas Suga yang diakhiri senyuman miringnya, benar-benar terkesan meledek di mata Zea.
Entah kenapa Suga begitu senang melihat Zea mati penasaran, bukan sekali dua kali pria itu melakukannya, justru saking seringnya, Zea sudah pasrah akan hal tersebut. Resiko punya pacar kaku seperti Suga, ia harus menerimanya dengan lapang dada.
Setelah sang pimpinan masuk ke dalam ruangannya lalu pintunya tertutup rapat, barulah Zea duduk di takhtanya dan mengaktifkan komputer untuk memulai pekerjaannya. Ia bisa menebak, ada banyak berkas yang masuk melalui e-mailnya. Sekarang adalah akhir bulan, pekerjaan akan lebih rumit dibanding awal bulan.
Begitu layar komputer menyala, Zea langsung beralih pada aplikasi musicnya untuk memutar lagu kesukaannya sebagai teman bekerjanya. Katakan saja kalau Zea sulit bekerja jika dalam keadaan benar-benar hening, ia baru bisa fokus kalau ada music terdengar. Kebiasaannya itu sudah ada sejak ia duduk di bangku SMA.
DRRRTTT DRRRTTT
Baru juga Zea ingin beralih mengecek e-mailnya, namun handphonenya berdering lumayan keras sehingga getarannya terasa diatas meja. Mau tidak mau Zea meraih benda persegi tersebut, berhubung jam kerja belum dimulai, Zea masih memiliki kebebasan untuk memegang handphonenya sendiri. Saat ia lihat nama yang tertera di layar handphone, ia menahan senyumnya, atau lebih tepatnya salah tingkah. Siapa lagi kalau bukan Suga pelakunya.
"Halo, ada apa, Pak? Kangen sama aku?" rayu Zea.
"Ck, kita di area kantor, kali aja kamu lupa," tegur Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Min Yoongi : The Last (Suga BTS) [Completed]
FanfictionBagaimana jadinya jika matahari dan es disatukan? Siapa yang akan menang? Tentu saja matahari, karena es akan meleleh akibat panas yang dikeluarkan si matahari. Zea Kim, salah satu nama yang berhasil membuat Min Suga sedikit kesal akibat kelakuan ga...